Logo Bloomberg Technoz

Warga Palestina di Rafah Mengungsi Jelang Serangan Israel

News
07 May 2024 13:02

Warga Palestina mengungsi jelang operasi militer oleh Israel di Rafah, Gaza, Senin (6/5/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Warga Palestina mengungsi jelang operasi militer oleh Israel di Rafah, Gaza, Senin (6/5/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel bersumpah untuk melanjutkan operasinya di Rafah untuk memberikan tekanan militer kepada Hamas. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel bersumpah untuk melanjutkan operasinya di Rafah untuk memberikan tekanan militer kepada Hamas. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Melalui pesawat militer, Israel menjatuhkan selebaran untuk memberi perintah agar warga Palestina mengungsi dari Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Melalui pesawat militer, Israel menjatuhkan selebaran untuk memberi perintah agar warga Palestina mengungsi dari Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel menolak untuk  gencatan senjata dan mengatakan pasukannya akan melanjutkan operasi mereka di Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel menolak untuk gencatan senjata dan mengatakan pasukannya akan melanjutkan operasi mereka di Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Ketegangan juga meningkat setelah Hamas menewaskan empat tentara Israel dengan rentetan roket pada Minggu (Ahmad Salem/Bloomberg)

Ketegangan juga meningkat setelah Hamas menewaskan empat tentara Israel dengan rentetan roket pada Minggu (Ahmad Salem/Bloomberg)

Sejumlah besar orang mulai meninggalkan Rafah dengan menggunakan mobil, berjalan kaki, dan kereta kuda. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Sejumlah besar orang mulai meninggalkan Rafah dengan menggunakan mobil, berjalan kaki, dan kereta kuda. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang 50 target di Rafah pada Senin. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang 50 target di Rafah pada Senin. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel mendesak penduduk Rafah timur untuk pergi ke utara ke

Israel mendesak penduduk Rafah timur untuk pergi ke utara ke "daerah kemanusiaan yang diperluas" di dekat Khan Younis, kota lain di Gaza.

Warga Palestina mengungsi jelang operasi militer oleh Israel di Rafah, Gaza, Senin (6/5/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Israel bersumpah untuk melanjutkan operasinya di Rafah untuk memberikan tekanan militer kepada Hamas. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Melalui pesawat militer, Israel menjatuhkan selebaran untuk memberi perintah agar warga Palestina mengungsi dari Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Israel menolak untuk  gencatan senjata dan mengatakan pasukannya akan melanjutkan operasi mereka di Rafah. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Ketegangan juga meningkat setelah Hamas menewaskan empat tentara Israel dengan rentetan roket pada Minggu (Ahmad Salem/Bloomberg)
Sejumlah besar orang mulai meninggalkan Rafah dengan menggunakan mobil, berjalan kaki, dan kereta kuda. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang 50 target di Rafah pada Senin. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Israel mendesak penduduk Rafah timur untuk pergi ke utara ke

Bloomberg News, 

Israel bersumpah untuk melanjutkan "operasinya di Rafah untuk memberikan tekanan militer kepada Hamas" tetapi juga mengatakan akan mengirim delegasi untuk bertemu dengan para mediator "untuk mengupayakan kemungkinan tercapainya kesepakatan."

Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan serangan udara baru terhadap target-target Hamas di daerah Rafah.

Tanggapan Israel ini muncul beberapa jam setelah Hamas mengunggah sebuah pernyataan di Telegram yang mengatakan bahwa Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Hamas, telah menerima proposal gencatan senjata dari Qatar dan Mesir. Pertanyaan-pertanyaan segera muncul mengenai rinciannya, dan baik pejabat AS maupun Israel mengatakan bahwa mereka sedang mempelajari tanggapan Hamas.

Hamas dan Israel telah bernegosiasi melalui Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat mengenai sebuah kesepakatan yang akan melihat pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan orang-orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Kesepakatan ini juga mencakup jeda dalam pertempuran.

Pembicaraan tersebut terhenti pada akhir pekan lalu karena desakan kelompok militan yang didukung Iran agar gencatan senjata bersifat permanen, yang berujung pada penarikan pasukan Israel dari Gaza. Israel mengatakan bahwa mereka harus menghabisi Hamas sebelum mengakhiri perang.

Ketegangan juga meningkat setelah Hamas menewaskan empat tentara Israel dengan rentetan roket pada Minggu di penyeberangan perbatasan Kerem Shalom, salah satu serangan rudal terburuk dalam beberapa minggu terakhir.

(bbn)