Logo Bloomberg Technoz

Napak Tilas Peringatan Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi

04 October 2024 15:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tanggal 27 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bhakti Postel (Pos dan Telekomunikasi). Hari ini menjadi momentum penting untuk mengingat peran strategis pos dan telekomunikasi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. 

Melalui jaringan komunikasi inilah, proklamasi kemerdekaan disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri. PT Telkom Indonesia (Tbk) sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, secara rutin memperingati hari ini dengan menggelar berbagai kegiatan, salah satunya adalah napak tilas ke tempat-tempat bersejarah di bidang pos dan telekomunikasi.

Pos dan Telekomunikasi

Pada masa perjuangan kemerdekaan, pos dan telekomunikasi merupakan salah satu sarana vital dalam penyebaran informasi. Melalui siaran komunikasi inilah, berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dapat disebarkan dengan cepat ke berbagai wilayah Nusantara. Penguasaan atas sarana komunikasi, termasuk pos, telegraf, dan telepon, menjadi kunci dalam memperkuat perlawanan rakyat terhadap penjajah.

Keberhasilan para pejuang dalam mengambil alih kendali kantor pos dan telekomunikasi dari tangan Jepang menjadi titik penting dalam sejarah bangsa. 

Itulah sebabnya pemerintah menetapkan 27 September sebagai Hari Bhakti Postel, sebagai penghormatan terhadap jasa para pahlawan yang telah berjasa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan melalui jalur komunikasi.

Bandung

Kota Bandung menjadi salah satu daerah yang memainkan peran penting dalam sejarah pos dan telekomunikasi Indonesia. Di dua lokasi bersejarah di Bandung, terjadi peristiwa-peristiwa yang menjadi tonggak pengambilalihan sarana komunikasi dari tangan penjajah.

Pada masanya, Gedung Sate di Bandung berfungsi sebagai pusat administrasi yang bertanggung jawab atas pengelolaan pos, telegraf, dan telepon. Gedung ini menjadi penghubung penting antara berbagai wilayah jajahan dengan pusat pemerintahan di Bandung dan Batavia (Jakarta). Melalui pusat komunikasi inilah, seluruh wilayah Nusantara dapat dihubungkan dalam jaringan komunikasi yang terintegrasi.

Di lokasi lain, Gedung Pos Indonesia di Bandung juga menjadi saksi sejarah penting. Pada tahun 1945, para pegawai pos dan telekomunikasi berhasil mengambil alih Jawatan Post Telegrapf en Telefoon (PTT) yang masih dikuasai oleh Jepang. Peristiwa ini menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam upaya merebut kemerdekaan melalui penguasaan sarana komunikasi.

Tugu PTT

Sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang pos dan telekomunikasi yang telah gugur dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sebuah tugu peringatan dibangun di depan Gedung Pos Indonesia di Bandung. Tugu ini memuat nama-nama 78 orang pahlawan PTT yang gugur dalam agresi militer antara tahun 1945-1949.

Bambang Suprijo, mantan karyawan Telkom dan penutur sejarah, menekankan pentingnya mengenang jasa para pahlawan ini. Mereka tidak hanya berjuang di medan perang, tetapi juga dalam mempertahankan jalur komunikasi yang sangat penting untuk kelangsungan perjuangan bangsa.

Stasiun Radio Malabar

Selain gedung-gedung bersejarah di Bandung, ada pula tempat bersejarah lainnya yang terkait dengan dunia telekomunikasi, yaitu Stasiun Radio Malabar. Stasiun radio ini dibangun oleh Belanda dan berfungsi sebagai jaringan komunikasi radio yang menghubungkan wilayah jajahan Belanda dengan pusat pemerintahannya.

Menurut Tatang Setiana, pengelola tempat Nagara Puntang, Stasiun Radio Malabar menggunakan jaringan yang dibentangkan antara dua gunung sebagai antena. Pada masa pendudukan Jepang, stasiun ini sempat digunakan sebagai alat propaganda dengan melakukan kontak dengan Hooshoo Kanri Kyoku, jaringan komunikasi Jepang di berbagai wilayah pendudukannya.

Namun, setelah Jepang meninggalkan Indonesia dan Belanda berusaha kembali menguasai wilayah Indonesia, para pejuang republik di Bandung Selatan memutuskan untuk menghancurkan Stasiun Radio Malabar. Penghancuran ini menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.

Napak Tilas Sejarah Pos dan Telekomunikasi

Setiap tahunnya, Hari Bhakti Postel diperingati dengan berbagai kegiatan yang melibatkan PT Pos Indonesia dan PT Telkom Indonesia. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan adalah napak tilas ke tempat-tempat bersejarah, seperti Gedung Sate, Gedung Pos Indonesia, dan Stasiun Radio Malabar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingat kembali peran penting pos dan telekomunikasi dalam sejarah perjuangan bangsa.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk lebih memahami sejarah bangsa, khususnya dalam bidang komunikasi. Dengan mengenal sejarah, diharapkan generasi penerus dapat terus menghargai dan melanjutkan perjuangan para pahlawan.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, peran pos dan telekomunikasi tetap sangat penting dalam menjaga kedaulatan bangsa. Jaringan komunikasi yang dibangun oleh pemerintah pasca-kemerdekaan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan negara. Telekomunikasi menjadi sarana vital untuk menyatukan wilayah-wilayah Indonesia yang terpencar-pencar di berbagai pulau.

Dalam era modern ini, pos dan telekomunikasi telah berkembang pesat dengan adanya teknologi digital. PT Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, terus melakukan inovasi untuk menyediakan layanan komunikasi yang canggih dan andal bagi masyarakat.

Artikel Terkait