Logo Bloomberg Technoz

Penguatan Koperasi Nelayan, PHE OSES Gelar Pelatihan Terpadu


(Dok. PHE)
(Dok. PHE)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penguatan koperasi nelayan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan modal usaha, tetapi juga oleh tata kelola organisasi yang tertib serta kualitas produk yang terjaga secara konsisten. Prinsip inilah yang menjadi dasar pelaksanaan Program Pelaut Tangguh melalui Pelatihan Manajemen Administrasi Koperasi dan Penanganan Ikan Laut bagi Koperasi Nelayan Mina Harapan Lestari di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu.

Kegiatan yang berlangsung pada awal Januari tersebut digelar di Aula Kelurahan Pulau Harapan. Program ini diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Energi OSES atau PHE OSES sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong kemandirian dan keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir.

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pengurus dan anggota koperasi agar mampu mengelola organisasi secara lebih profesional. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menjaga mutu ikan laut sebagai komoditas utama usaha nelayan agar memiliki nilai jual yang lebih baik.

Sebanyak 15 peserta yang terdiri dari pengurus dan anggota Koperasi Nelayan Mina Harapan Lestari mengikuti pelatihan ini. Kegiatan dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kepulauan Seribu sebagai mitra pendukung.

Perwakilan Kelurahan Pulau Harapan, Nurbayanti Masru, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan PHE OSES dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di wilayah pesisir.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola administrasi secara tertib serta mendorong peningkatan kualitas ikan laut hasil tangkapan nelayan, sehingga usaha koperasi dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Penguatan Tata Kelola dan Kualitas Produk

(Dok. PHE)

Materi pertama dalam pelatihan disampaikan oleh Triyono yang mengulas kembali esensi koperasi sebagai badan usaha bersama. Ia menekankan bahwa koperasi memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan anggota apabila dikelola secara tertib dan transparan.

Menurutnya, pengelolaan koperasi tidak bisa dilakukan secara sporadis. Diperlukan konsistensi dalam menjalankan fungsi organisasi, mulai dari perencanaan hingga evaluasi agar koperasi mampu bertahan dan berkembang.

“Koperasi memiliki peran strategis sebagai wadah usaha bersama. Pelatihan ini diharapkan menjadi titik awal bagi pengurus dan anggota untuk melakukan perbaikan tata kelola secara berkelanjutan,” kata Triyono.

Dalam sesi tersebut, peserta diajak memahami pentingnya manajemen koperasi yang terstruktur. Materi mencakup penyusunan visi dan misi koperasi, perencanaan kegiatan, pencatatan administrasi, hingga penyusunan laporan keuangan yang rapi dan akuntabel.

Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan sistem monitoring dan evaluasi sederhana yang dapat diterapkan sesuai dengan kapasitas koperasi. Diskusi berlangsung aktif karena peserta turut menyampaikan berbagai kendala yang selama ini dihadapi dalam pengelolaan koperasi.

Sesi berikutnya berfokus pada penanganan ikan laut yang disampaikan oleh Donna Ekawati. Ia menegaskan bahwa kualitas ikan sangat ditentukan oleh proses penanganan sejak ikan ditangkap hingga sampai ke konsumen.

Penanganan yang tepat dinilai mampu menjaga kesegaran ikan, mengurangi tingkat kerusakan, serta mempertahankan nilai jual produk perikanan. Hal ini menjadi aspek penting bagi koperasi yang bergerak di sektor perikanan tangkap.

Materi yang disampaikan mencakup kebersihan diri dan peralatan, teknik membersihkan ikan yang benar, metode penyimpanan yang aman, hingga tata cara pengiriman agar kualitas ikan tetap terjaga. Peserta mendapatkan pemahaman praktis yang dapat langsung diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.

Pelatihan ditutup dengan diskusi lanjutan serta kunjungan langsung ke lokasi koperasi nelayan. Dalam kunjungan tersebut, peserta memperoleh masukan teknis terkait tata letak area jual beli ikan, kebersihan lingkungan, serta sistem penanganan ikan yang lebih efektif.

Bagi anggota koperasi, kegiatan ini memberikan manfaat nyata. Salah satu peserta, Nurdin, menyebut pelatihan ini membuka wawasan baru bagi pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola usaha secara lebih profesional.

“Pelatihan ini sangat membantu kami memahami tata kelola administrasi koperasi dan cara penanganan ikan laut yang benar. Harapannya, koperasi bisa dikelola lebih profesional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan anggota,” katanya.

Head of Communication Relations and CID PHE OSES, Indra Darmawan, menegaskan bahwa Program Pelaut Tangguh merupakan upaya jangka panjang perusahaan dalam mendorong kemandirian masyarakat pesisir.

“Kami percaya nelayan dan koperasi memiliki potensi besar untuk tumbuh apabila didukung dengan pengetahuan, pendampingan, dan semangat kebersamaan. Melalui penguatan kapasitas seperti ini, kami berharap koperasi dapat menjadi lebih kuat, berdaya saing, dan memberikan manfaat nyata bagi anggotanya secara berkelanjutan,” ujarnya.

Melalui pelatihan ini, Koperasi Nelayan Mina Harapan Lestari diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi serta mutu produk perikanan. Pada akhirnya, koperasi diharapkan semakin berperan sebagai penggerak ekonomi masyarakat nelayan di Pulau Harapan secara berkelanjutan.

Sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PHE terus berkomitmen menjalankan operasi hulu migas dengan menjunjung prinsip Good Corporate Governance serta aspek Health, Safety, Security, and Environment. Komitmen tersebut diwujudkan tidak hanya melalui kegiatan operasional, tetapi juga melalui kontribusi sosial yang mendorong kemandirian masyarakat di sekitar wilayah kerja.