Hanya dalam Waktu 6 Hari, Huntara Waskita Berdiri di Aceh Tamiang

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus mempercepat pembangunan Hunian Sementara atau Huntara di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya pemulihan wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor beberapa waktu lalu. Perusahaan pelat merah tersebut menegaskan komitmennya untuk menghadirkan hunian yang layak, aman, dan nyaman bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal.
Pengerjaan Huntara dilakukan secara intensif selama 24 jam tanpa henti. Strategi ini diterapkan agar hunian sementara dapat segera ditempati warga terdampak bencana. Waskita memastikan kualitas bangunan tetap terjaga meski pembangunan dilakukan dalam waktu cepat, dengan memperhatikan aspek keselamatan, kenyamanan, dan keberlanjutan lingkungan.
Total sebanyak 80 unit Huntara dibangun di kawasan tersebut. Seluruh unit dirancang dengan ukuran 4,5 x 4,5 meter dan disesuaikan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Hunian tersebut diharapkan mampu menjadi tempat tinggal sementara yang memadai sembari menunggu proses rehabilitasi dan rekonstruksi permanen dari pemerintah.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengaturan (BP) BUMN Dony Oskaria meninjau langsung lokasi pembangunan Huntara di Aceh Tamiang. Kunjungan ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap percepatan pemulihan pascabencana. Dalam peninjauan tersebut, Dony didampingi Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital Waskita Karya Rudi Purnomo serta Direktur Operasi II Waskita Karya Paulus Budi Kartiko.
Direktur Operasi II Waskita Karya Paulus Budi Kartiko menyampaikan bahwa seluruh insan Waskita bekerja penuh dedikasi di lapangan. “Perseroan bersama Danantara dan BP BUMN bersinergi membantu saudara-saudara terdampak bencana di Aceh. Para insan Waskita di lapangan pun terus bekerja tidak kenal lelah sepenuh hati demi membangkitkan kembali kawasan Aceh Tamiang,” ujar Paulus dalam keterangan resmi, Rabu (31/12/2025).
Pembangunan Huntara dilaksanakan melalui dua tahap agar prosesnya lebih terstruktur dan terukur. Pada tahap pertama, sebanyak 30 unit hunian telah selesai dibangun dan siap digunakan. Penyelesaian tahap awal ini menjadi fondasi penting untuk mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat di kawasan terdampak.
Tahap kedua pembangunan ditargetkan rampung pada pertengahan Januari 2026. Pada fase ini, Waskita akan menyelesaikan pembangunan 50 unit Huntara tambahan. Dengan demikian, total 80 unit hunian dapat segera dimanfaatkan secara optimal oleh warga yang membutuhkan tempat tinggal sementara.
Selain hunian utama, Waskita Karya juga membangun berbagai fasilitas pendukung guna menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat. Perusahaan membangun empat unit fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang masing-masing berisi lima bilik. Keberadaan fasilitas sanitasi ini dinilai krusial untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan hunian sementara.
Tidak hanya itu, dua unit Sistem Pengolahan Air Limbah atau Sewage Treatment Plant (STP) juga dibangun untuk memastikan pengelolaan limbah berjalan dengan baik. Langkah ini mencerminkan perhatian Waskita terhadap aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat di kawasan Huntara.
Waskita turut membangun satu unit musala berukuran 9 x 13,5 meter serta tempat wudu seluas 6,6 x 13 meter. Fasilitas ibadah tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan spiritual warga selama tinggal di Huntara. Kehadiran musala menjadi elemen penting dalam mendukung kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat setempat.
“Kami pun melengkapi kawasan Huntara dengan satu unit dapur umum seluas 8 x 19 m. Lalu mengerjakan delapan unit bangunan toren, drainase precast, dan MEP (Mekanikal, Elektrikal, Plumbing) kawasan,” jelas Paulus. Fasilitas dapur umum ini akan menjadi pusat penyediaan makanan bagi warga selama masa tanggap darurat dan pemulihan.
Di samping pembangunan hunian dan fasilitas pendukung, Waskita Karya juga mengerjakan pembangunan jalan pedestrian dan jalan akses menuju kawasan Huntara. Infrastruktur tersebut bertujuan memperbaiki konektivitas dan mempermudah mobilitas warga, sekaligus mendukung distribusi logistik dan bantuan kemanusiaan.
Perbaikan akses jalan dinilai penting agar aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat dapat kembali berjalan secara bertahap. Jalan yang memadai juga mempermudah petugas dan relawan dalam menyalurkan bantuan, serta mendukung proses pemulihan kawasan secara menyeluruh.
“Perseroan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, daerah, serta seluruh stakeholder demi mengawal pemulihan kawasan terdampak bencana, khususnya Aceh Tamiang. Waskita Karya berkomitmen membantu masyarakat di sana agar dapat segera bangkit kembali,” tutur Paulus. Pernyataan ini menegaskan sinergi antara BUMN dan pemerintah dalam menangani dampak bencana.
Sebelumnya, perusahaan berkode saham WSKT ini juga telah menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan ke sejumlah posko bencana di Sumatra. Bantuan tersebut meliputi ratusan paket sembako, kasur lipat, selimut, tikar, perlengkapan bayi dan wanita, alat mandi, hingga pakaian orang dewasa.
Waskita Karya turut mengerahkan puluhan alat berat seperti excavator dan dump truck untuk membersihkan lumpur dan sampah akibat banjir. Alat berat tersebut juga digunakan untuk membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor, sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali pulih secara bertahap.
Selain itu, perusahaan mengirimkan truk tangki air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Waskita menyadari bahwa ketersediaan air bersih menjadi prioritas utama bagi warga terdampak bencana, terutama di masa awal pemulihan.
Melalui berbagai langkah tersebut, Waskita Karya menegaskan perannya sebagai BUMN yang tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur nasional, tetapi juga hadir langsung membantu masyarakat dalam situasi darurat. Upaya percepatan pembangunan Huntara di Aceh Tamiang diharapkan dapat menjadi contoh nyata sinergi, kepedulian, dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap negeri.


































