Hingga saat ini, TNI sudah mengerahkan 22 jembatan bailey ditambah 14 jembatan dari Kementerian Pekerjaan Umum. Selain itu, TNI juga menyiapkan 39 jembatan Armco di Aceh.
Dengan pengadaan yang masif, Maruli mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah merencanakan pembelian jembatan bailey dari negara lain. Namun, pengadaannya juga terkendala karena tidak ada negara yang memiliki stok tersedia.
Tak hanya itu, Maruli mengaku belum mengetahui proses keuangan untuk pengadaan jembatan di wilayah terdampak bencana. Sehingga, dia mengatakan timnya masih bekerja secara swadaya.
"Ya sementara mungkin sampai pertengahan bulan depan kita masih kuat, setelah itu ya sudah korek-korek. Ya mungkin kami keterbatasan pengetahuan prosedur mungkin Pak sebetulnya. Kita dulu tahunya cuma dikasih uang, kerja Pak. Ini juga dengan PU Pak, cuma PU ini kerjakan ini makannya. Jadi anak-anak dikasih makan saja itu kalau buat tentara sudah bagus sekali Pak. Sudah bagus Pak," ujarnya.
Tak hanya itu, Maruli mengaku harus menempuh skema utang untuk pengadaan jembatan Armco. Adapun, TNI sudah melakukan pergandaan jembatan tersebut dalam tiga tahap.
“Itu pun ya saya nanti bisik-bisik Bapak saja Pak, itu masih utang Pak. Jadi tidak ada masalah sebetulnya bisa masih bisa berlanjut dan saya meyakini ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tak mengetahui bahwa TNI harus menempuh skema utang dalam pengadaan jembatan. Hal yang terang, peran Kementerian Keuangan adalah akan membayar pengadaan bila ada tagihan.
“Hal yang kami tahu kan selama ini satu pintu lewat BNPB, harusnya sih kita anggap lancar tadinya. Tapi saya baru tahu bahwa sebelah saya [Maruli] punya utang banyak rupanya,” ujar Purbaya.
(ell)






























