Ditanya tentang konsekuensi bagi Hamas, Trump menjawab "itu akan mengerikan bagi mereka" dan menyarankan negara-negara lain di kawasan itu—tanpa menyebut yang dimaksud—akan "menghancurkan" kelompok tersebut. Israel telah mengancam akan melanjutkan serangannya di Gaza jika diperlukan untuk melucuti senjata Hamas.
Pernyataan Trump muncul saat pemerintahan mencari momentum baru untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata bertahap untuk Gaza, meski menghadapi banyak rintangan.
Namun, bulan-bulan awal gencatan senjata yang penuh masalah memicu kekhawatiran bahwa pertempuran regional akan kembali meletus pada tahun baru. Mitra Arab dan Muslim mengutarakan keprihatinan tentang serangan militer Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina yang porak-poranda dan kini terbagi, serta di Lebanon dan Suriah.
Trump sangat mendukung Israel meski negara itu menghadapi kecaman dari dunia internasional atas pembantaian di Gaza. Dia mengatakan negara Yahudi telah "menjalankan rencana 100%" dan memuji Netanyahu atas kepemimpinannya dalam perang dan aksi militer bersama AS untuk membatasi program nuklir Iran.
"Kami setuju pada sebagian besar hal," beber Trump.
Trump juga mengatakan kedua pemimpin memiliki "pemahaman mengenai Suriah," yang menjadi titik konflik. Trump menjalin hubungan baik dengan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa, mantan jihadis yang menggulingkan pendahulunya, Bashar al-Assad, setahun lalu.
Assad adalah sekutu Iran dan lengser sebagian karena kemenangan Israel atas Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah. Namun, Sharaa enggan menerima gagasan rekonsiliasi dengan Israel, dengan alasan pendudukan Israel atas wilayah Suriah untuk memperdalam zona penyangga.
Awal bulan ini, Trump mendesak Israel untuk mempertahankan dialog dengan Suriah, setelah operasi militer mematikan di perbatasan semakin memperburuk hubungan antara kedua negara.
"Kepentingan kami adalah memiliki perbatasan damai dengan Suriah, kepentingan kami adalah—dan kami secara terbuka mengatakan—kami ingin memastikan bahwa wilayah perbatasan tepat di sebelah perbatasan kami aman," ucap Netanyahu pada Senin.
Fase Kedua
Meski hubungan antara Trump dan Netanyahu hangat—pemimpin Israel mengumumkan bahwa Presiden AS akan menerima Penghargaan Israel, menjadi pemimpin asing pertama yang menerima kehormatan tersebut—Trump menyatakan keinginannya untuk beralih ke tahap rencana gencatan senjata Gaza berikutnya, termasuk rekonstruksi wilayah tersebut.
Awal bulan ini, Rubio mengatakan kepada wartawan bahwa langkah selanjutnya dalam proses perdamaian adalah membentuk "Dewan Perdamaian"—mengidentifikasi sekelompok teknokrat yang akan mengelola Gaza di bawah pemerintahan transisi—langkah yang juga akan mengizinkan pasukan asing membentuk Pasukan Stabilisasi Internasional guna menjaga keamanan.
Namun, Israel mengklaim pihaknya sedang menghadapi ancaman baru dari kelompok-kelompok Islamis bersenjata. Yang paling menonjol di antaranya adalah Hamas, yang memicu konflik dua tahun di Jalur Gaza dan menyetujui gencatan senjata, serta membebaskan sandera sepenuhnya—tetapi tidak bersedia menyerahkan senjata tanpa syarat seperti yang diminta dalam rencana perdamaian 20 poin Trump yang didukung secara internasional.
Kelompok tersebut mengatakan mungkin bersedia untuk berintegrasi ke dalam militer negara Palestina di masa depan.
Di Lebanon, Israel menyerang Hizbullah dan menuduh pemerintah Beirut gagal menepati janjinya untuk mencegah milisi tersebut mengumpulkan kembali senjata dan pasukan di perbatasan.
Pejabat Israel dan AS secara pribadi mengaku berdebat mengenai apakah Israel harus menarik pasukan dan tank dari sebagian wilayah yang masih dikuasainya (53% dari total wilayah), dan menyerahkannya kepada Pasukan Keamanan Internal (ISF), sementara Hamas tetap bersenjata. Juga tidak jelas apakah ISF bersedia dan mampu menghadapi Hamas.
Sejak gencatan senjata yang didukung AS berlaku pada Oktober, serangan dan operasi Israel di Gaza secara berkala terus berlanjut, meski pertempuran besar-besaran telah berakhir.
Israel berdalih bahwa serangan sporadisnya disebabkan oleh pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas. Kelompok Palestina tersebut menuduh Israel merusak kesepakatan gencatan senjata dan membatasi bantuan ke wilayah tersebut.
Sebelumnya pada Senin pagi, Trump mengungkap bahwa rekonstruksi Gaza akan segera dimulai.
"Kami akan menanganinya. Kami sudah mulai melakukan beberapa hal," bebernya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
(bbn)































