Mengenai jenis vaksin, Nastiti menjelaskan saat ini terdapat vaksin trivalen dan kuadrivalen. Sebelumnya, negara seperti Amerika Serikat merekomendasikan vaksin kuadrivalen karena mencakup dua garis keturunan Influenza B, yakni Yamagata dan Victoria. Namun, dalam dua hingga tiga tahun terakhir, vaksin trivalen dinilai sudah cukup karena salah satu garis keturunan Influenza B tidak lagi ditemukan.
“Sekarang tiga boleh, empat boleh. Karena vaksin yang beredar di Indonesia masih banyak yang berempat. Itu cukup baik diberikan. Artinya tidak apa-apa lebih dari kurang,” katanya, seraya menegaskan vaksin kuadrivalen tidak mengurangi efektivitas perlindungan.
Nastiti juga menjelaskan alasan vaksin influenza lebih banyak direkomendasikan untuk anak-anak. Menurutnya, anak terutama balita memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain. “Anak mempunyai kerentanan risiko yang lebih tinggi terutama balita,” ungkapnya.
Selain anak, vaksin influenza juga direkomendasikan bagi kelompok rentan lainnya seperti lansia, ibu hamil, serta orang dengan penyakit penyerta seperti gangguan ginjal, kanker, autoimun, dan HIV. Ia menambahkan, vaksin influenza juga dianjurkan bagi calon jemaah haji dan umrah karena risiko penularan tinggi akibat kepadatan jamaah, dengan pemberian ideal minimal dua pekan sebelum keberangkatan agar antibodi terbentuk optimal.
(dec/spt)




























