Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy langsung bereaksi dengan menyebut klaim Rusia sebagai "kebohongan baru". Ia memperingatkan bahwa Moskow mungkin menggunakan isu ini sebagai dalih untuk mempersiapkan serangan balasan ke gedung-gedung pemerintah di Kyiv.
Meski Putin menyatakan niatnya untuk terus bekerja sama dengan AS dalam upaya perdamaian, asisten Kremlin Yuri Ushakov menyebutkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan kembali sejumlah kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya. Ushakov menambahkan bahwa Putin meyakinkan Trump bahwa Rusia akan terus bekerja dengan mitra AS untuk mencapai perdamaian, dan kedua pemimpin sepakat menjaga jalur dialog tetap terbuka.
Percakapan telepon antara Putin dan Trump pada hari Senin—yang kedua dalam dua hari berturut-turut—terjadi di tengah maraknya aktivitas diplomatik akhir tahun. Trump berambisi memenuhi janji kampanyenya untuk menyelesaikan invasi Rusia ke Ukraina pada hari-hari pertama ia menjabat kembali. Namun, meski Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut pembicaraan tersebut "positif", belum jelas apakah resolusi perdamaian benar-benar semakin dekat.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina mencoba menyerang kediaman presiden di wilayah Novgorod dengan 91 drone. Tuduhan ini langsung dibalas oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, yang menyebutnya sebagai klaim palsu untuk membenarkan kelanjutan perang.
Ketegangan ini merupakan pembalikan situasi dari hari Minggu, saat Zelenskiy bertemu Trump di Florida dengan nada optimis. Meski pertemuan itu tidak menghasilkan terobosan nyata, Trump memuji apa yang ia sebut sebagai “banyak kemajuan”, seraya mengingatkan bahwa prosesnya bisa memakan waktu beberapa pekan dan belum ada jadwal pasti.
Zelenskiy pada Minggu mengatakan rencana perdamaian telah “disepakati 90%”. Presiden AS dan Ukraina juga berbicara dengan para pemimpin Eropa setelah pertemuan tersebut.
Dalam wawancara dengan Fox News yang ditayangkan Senin, Zelenskiy kembali menegaskan penilaian 90% tersebut, seraya menambahkan bahwa salah satu ganjalan terbesar yang tersisa berkaitan dengan kendali wilayah. Ia menolak anggapan bahwa Putin menginginkan Ukraina berhasil, seperti yang disampaikan presiden AS.
“Saya tidak mempercayai Putin, dan dia tidak menginginkan keberhasilan bagi Ukraina,” kata Zelenskiy. “Saya percaya dia bisa saja mengatakan kata-kata seperti itu kepada Presiden Trump,” tambahnya.
Zelenskiy mengatakan Ukraina mengupayakan pertemuan dengan para mitra Eropa dan Trump pada Januari, yang akan diikuti pertemuan terpisah dengan pejabat Rusia “dalam satu format atau lainnya”. Kelompok Coalition of the Willing akan bertemu pada awal Januari untuk membahas dukungannya terhadap Ukraina, ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam unggahan di X pada Senin.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat Ukraina bekerja keras merevisi draf rencana 28 poin yang semula diajukan AS namun dinilai terlalu menguntungkan Rusia. Versi terbaru kini berisi 20 poin, meski Moskow telah memperingatkan bahwa dokumen tersebut mencakup sejumlah elemen yang tidak dapat diterima, termasuk terkait ukuran militer Ukraina pascaperang.
Di antara ganjalan utama yang masih harus diselesaikan adalah masa depan wilayah Donbas di Ukraina, yang sebagian diduduki pasukan Rusia. Rusia bersikeras pada tuntutan teritorial maksimalis, termasuk wilayah-wilayah yang tidak sepenuhnya berada di bawah kendalinya.
Rusia juga menginginkan jaminan agar aliansi militer NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh ke timur serta status netral Ukraina jika bergabung dengan Uni Eropa. Selain itu, Moskow meminta kejelasan mengenai pencabutan sanksi dan ratusan miliar dolar aset negara Rusia yang dibekukan di Barat, menurut seorang sumber yang dekat dengan Kremlin.
Di pihak lain, Zelenskiy mengatakan ia meminta Trump agar AS memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina hingga setengah abad untuk mencegah invasi Rusia di masa depan. Proposal yang saat ini dibahas dalam rencana perdamaian mengatur jaminan selama 15 tahun dengan kemungkinan perpanjangan.
“Saya ingin jaminannya jauh lebih lama,” kata Zelenskiy pada Senin dalam pesan audio kepada wartawan. “Kami ingin mempertimbangkan kemungkinan 30, 40, 50 tahun dan itu akan menjadi keputusan bersejarah oleh Trump.”
Dalam wawancara Fox News, Zelenskiy menggambarkan proposal keamanan tersebut sebagai jaminan “mirip NATO”, meski bukan NATO itu sendiri.
Di tengah berlangsungnya perundingan, Rusia tetap melancarkan serangan drone dan rudal ke Ukraina, menyasar kota-kota serta infrastruktur energi, sebagai upaya menekan kampanye militernya dan memaksimalkan penderitaan warga sipil selama musim dingin.
Pada Senin, Putin menggelar pertemuan televisi ketujuhnya dengan komando militer Rusia sejak Oktober. Dalam pertemuan itu, ia menyoroti apa yang disebutnya sebagai kemajuan di medan perang Ukraina dan memerintahkan pasukannya untuk terus berupaya merebut lebih banyak wilayah.
(bbn)































