Logo Bloomberg Technoz

Trump telah lama bersumpah untuk meredam ambisi nuklir Teheran. Pada Juni lalu, AS melancarkan serangan ke fasilitas-fasilitas kunci di Iran dengan bantuan Israel. Usai serangan tersebut, Trump mengeklaim telah "melenyapkan sepenuhnya" situs bawah tanah yang krusial bagi program nuklir Iran, meskipun beberapa penilaian lain meragukan tingkat kerusakan yang sebenarnya. Sejak saat itu, Iran memblokir inspektur internasional untuk meninjau stok uranium yang mendekati level senjata.

Meski mengancam dengan kekuatan militer, Trump kembali melontarkan kemungkinan adanya kesepakatan baru. Ia menyarankan agar Iran bersedia membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

“Saya dengar Iran ingin membuat kesepakatan. Jika mereka mau, itu jauh lebih cerdas. Anda tahu, mereka bisa saja membuat kesepakatan terakhir kali sebelum kami meluncurkan serangan besar terhadap mereka, tapi mereka memutuskan untuk tidak melakukannya,” kata Trump. “Kini mereka menyesal tidak mengambil kesepakatan itu. Jadi saya pikir, sekali lagi, mereka harus membuat kesepakatan.”

Pernyataan ini muncul di saat ibu kota Iran diguncang gelombang protes dalam beberapa hari terakhir akibat mata uang lokal yang anjlok ke rekor terendah. Kondisi ini memperparah inflasi tinggi dan lonjakan biaya hidup bagi jutaan warga di negara yang sedang tercekik sanksi tersebut.

Iran sebelumnya sepakat membatasi aktivitas nuklirnya sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi dalam perjanjian internasional tahun 2015. Namun, Trump menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan itu tiga tahun kemudian. Perundingan untuk perjanjian baru sempat dimulai sebelum serangan udara pada Juni, yang kemudian menggagalkan upaya diplomatik tersebut.

Pernyataan Trump ini juga menyusul pernyataan kepala intelijen Israel awal bulan ini yang menuduh Iran masih berupaya mengembangkan senjata nuklir untuk menyerang Israel.

“Iran belum meninggalkan ambisinya untuk menghancurkan Israel,” tegas David Barnea, Kepala Mossad, dalam pidatonya.

Hingga kini, Iran terus membantah bahwa mereka sedang mengembangkan senjata nuklir. Namun, Teheran mengakui telah mempercepat pengayaan uraniumnya sebagai respons atas keputusan Trump yang keluar dari kesepakatan nuklir sebelumnya.

(bbn)

No more pages