Logo Bloomberg Technoz

Rizal memperkirakan hingga 31 Desember nanti, realisasi maksimal hanya akan berada di kisaran 60%. Mandeknya distribusi selama empat bulan pada tahun ini menjadi penyebab utama jauhnya realisasi dari target.

"Januari-Februari ada SPHP, tapi Maret sampai Juni tidak ada. Juli baru ada lagi. Itulah yang menjadi kendala kenapa capaiannya baru di angka tersebut," jelas Rizal.

Dengan skema "buka-tutup" volume, Bulog optimistis serapan dan distribusi pada 2026 akan jauh lebih tinggi dibanding tahun ini. Bulog telah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memastikan pasokan tersedia di pasar sepanjang 12 bulan penuh.

Pada momen panen raya yang diprediksi jatuh pada Maret, April, Mei, serta panen kedua di Agustus-September, Bulog akan tetap memasok SPHP namun dengan volume yang ketat dan terbatas hanya pada wilayah non-sentra produksi atau titik konsumen tertentu.

Saat ini, beras SPHP disalurkan melalui tujuh kanal utama guna menjaga keterjangkauan harga di masyarakat: Instansi pemerintah/GPM: 292 ribu ton; Pengecer pasar rakyat 162 ribu ton; Ritel modern dan RPK; dan Koperasi Desa dan BUMN.

(ell)

No more pages