Pelemahan nilai tukar ringgit juga menjadi sentimen positif bagi harga CPO. Akhir pekan lalu, mata uang Negeri Harimau Malaya melemah tipis 0,05% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Ketika ringgit terdepresiasi, maka kontrak CPO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana proyeksi harga CPO untuk minggu ini? Pada pekan yang pendek karena terpotong libur Tahun Baru, apakah harga CPO bisa melejit lagi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 37. Menghuni area jual (short) yang kuat.
Adapun indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 125. Artinya, kemungkinan volatilitas harga CPO akan tinggi.
Untuk perdagangan pekan ini, harga CPO masih berpeluang naik lagi. Target resisten terdekat adalah MYR 4.121/ton yang menjadi Moving Average (MA) 10.
Resisten lanjutan ada di MA-20 yaitu MYR 4.290/ton.
Namun pelaku pasar sepertinya patut mencermati pivot point MYR 3.939/ton. Dari sini, harga CPO berisiko menguji support MYR 3.890-3.837/ton.
Target paling pesimistis atau support terjauh ada di MYR 3.717/ton.
(aji)





























