Menteri luar negeri Thailand dan Kamboja juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dan perwakilan militer ketiga negara akan ikut serta.
“China akan memainkan peran konstruktif dengan caranya sendiri untuk membantu Kamboja dan Thailand mengkonsolidasikan gencatan senjata, melanjutkan pertukaran, membangun kembali kepercayaan politik, mencapai perubahan dalam hubungan bilateral, dan menjaga perdamaian regional,” kata juru bicara tersebut.
Berdasarkan kesepakatan Sabtu, kedua negara berkomitmen untuk membekukan posisi pasukan, menahan diri dari penambahan pasukan atau pergerakan, serta menghindari serangan atau provokasi. Pejabat Thailand mengatakan mereka akan memantau ketat periode 72 jam setelah penandatanganan kesepakatan, yang dimulai pada tengah hari Sabtu.
Nattaphon menegaskan Thailand tetap mempertahankan haknya untuk membela diri jika terjadi pelanggaran. Penggunaan kekuatan akan diatur oleh kebutuhan dan proporsionalitas, katanya, menambahkan bahwa gencatan senjata tidak didasarkan pada “kepercayaan” tetapi pada verifikasi.
Pertempuran tahun ini termasuk di antara bentrokan paling mematikan antara kedua negara. Bentrokan ini berasal dari sengketa bertahun-tahun mengenai peta dan perjanjian era kolonial yang mendefinisikan perbatasan yang berbukit-bukit dan secara berkala meletus menjadi bentrokan.
Angkatan Udara Kerajaan Thailand mengatakan pada Minggu bahwa laporan tentang pesawat kargo asing yang terbang ke ibu kota Kamboja dari Belarus dan tempat lain tidak perlu menimbulkan kekhawatiran, dan mereka memantau pergerakan tersebut secara komprehensif dengan langkah-langkah yang telah disiapkan untuk tindakan apa pun yang mempengaruhi Thailand.
(bbn)
































