Trump Klaim Potensi Kesepakatan Damai Rusia-Ukraina Makin Besar
News
29 December 2025 06:23

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim telah membuat “kemajuan yang signifikan” dalam pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Hal ini diungkap dalam konteks upayanya untuk mengakhiri invansi Rusia ke Ukraina.
Dia mengklaim kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina 'sangat dekat' meski butuh beberapa pekan untuk mencapainya. Dia pun memberi sinyal akan kembali bertemu dengan Zelenskiy dalam beberapa pekan ke depan.
“Kami membahas semua aspek kerangka perdamaian,” kata Zelenskiy, menyebutnya “90% disetujui.”
Dia menambahkan, “Jaminan keamanan AS-Ukraina, 100% disetujui. Jaminan keamanan AS, Eropa, dan Ukraina, hampir disetujui. Dimensi militer, 100% disetujui. Rencana kemakmuran sedang diselesaikan.”
Keduanya juga berbicara melalui telepon dengan sekelompok pemimpin Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz.
“Kami sepakat bahwa jaminan keamanan adalah tonggak penting dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan, dan tim kami akan terus bekerja pada semua aspek,” kata Zelenskiy.
Trump mengatakan Eropa akan mengambil alih sebagian besar jaminan keamanan untuk Ukraina. “Anda tahu, mereka ada di sana, tapi kami akan membantu Eropa 100%, seperti mereka akan membantu kami,” kata dia.
Trump mengatakan bersedia berbicara dengan parlemen Ukraina jika hal itu dapat memperkuat kesepakatan. Dia juga mengatakan dapat membayangkan pertemuan trilateral dengan Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya melihat itu bisa terjadi, pada waktu yang tepat,” kata dia.
Sebelum pertemuan, Trump mengatakan telah mengadakan panggilan telepon yang “baik dan sangat produktif” dengan Putin dan berencana untuk berbicara dengannya lagi setelah bertemu Zelenskiy.
Pemimpin Ukraina masuk ke pertemuan dengan tujuan menyelesaikan masalah-masalah kunci yang belum terselesaikan, termasuk status wilayah di timur Ukraina, jaminan keamanan di masa depan, dan nasib pembangkit listrik nuklir yang diduduki Rusia.
Setelah hampir setahun upaya AS untuk mengakhiri perang gagal menghasilkan kesepakatan, Trump mengatakan hanya akan bertemu lagi dengan pemimpin Ukraina dan Rusia jika kesepakatan sudah dekat. Hingga kini, pihak-pihak yang bertikai telah bernegosiasi terutama dengan utusan Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner.
Putin sendiri terus mendesak tuntutannya, termasuk agar Ukraina menyerahkan wilayah di bagian timur negara tersebut yang gagal direbut oleh pasukan Rusia dalam konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Hal ini terjadi meskipun lebih dari 1,1 juta tentara Rusia tewas dan terluka menurut perkiraan Barat sejak Putin memerintahkan invasi skala penuh yang mendekati tahun kelimanya, dan ekonomi Rusia menghadapi tekanan semakin besar akibat sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Trump telah meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk membuat konsesi dan menjanjikan kerja sama ekonomi dengan Rusia. Meskipun Zelenskiy berulang kali menyatakan kesiapannya untuk gencatan senjata guna memberi ruang bagi negosiasi damai, namun Putin menolak.
“Presiden Rusia dan AS umumnya memiliki pandangan serupa bahwa opsi yang diusulkan Ukraina dan Eropa untuk gencatan senjata sementara — konon untuk mempersiapkan referendum atau dengan dalih lain — hanya akan memperpanjang konflik,” kata Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, pada Minggu saat menjelaskan panggilan telepon Putin dengan Trump dalam posting audio di Telegram.
Pada Sabtu, Moskow melancarkan serangan udara besar-besaran yang melibatkan lebih dari 500 drone dan 40 rudal yang menargetkan Kyiv dan fasilitas energi kunci negara tersebut — sehari setelah seorang pejabat Rusia menuduh Ukraina dan sekutunya di Eropa berusaha menggagalkan kesepakatan.
“Rusia sedang menjalankan kampanye yang didasarkan pada penanaman kelelahan, kedinginan, dan ketakutan,” kata Perdana Menteri Ukraina Yuliia Svyrydenko di Telegram tentang serangan tersebut, yang menewaskan satu orang dan meninggalkan sekitar sepertiga dari lebih dari 3 juta penduduk Kyiv tanpa pemanas.
Pejabat Ukraina telah bekerja keras dalam beberapa minggu terakhir untuk merevisi draf rencana 28 poin yang awalnya diusulkan oleh AS tetapi dianggap terlalu menguntungkan Rusia. Versi terbaru memiliki 20 poin, tetapi Moskow telah memperingatkan bahwa rencana tersebut mencakup elemen yang tidak akan mereka terima, termasuk terkait ukuran militer Ukraina pasca-perang.
Rusia juga menginginkan jaminan terhadap ekspansi ke timur oleh aliansi militer NATO di masa depan dan status netral Ukraina jika bergabung dengan Uni Eropa, serta kejelasan mengenai penghapusan sanksi dan ratusan miliar dolar aset negara Rusia yang dibekukan di Barat, menurut sumber yang dekat dengan Kremlin.
Rusia ingin Ukraina menyerahkan wilayah pertahanan strategis di wilayah timur Donetsk yang gagal direbut oleh Moskow dengan paksa. Zelenskiy menolak tuntutan tersebut, meskipun ia telah menyatakan siap menyetujui zona demiliterisasi di wilayah tersebut asalkan Rusia juga menarik pasukannya, sesuatu yang kemungkinan besar tidak akan diterima oleh Moskow.
Ukraina mendesak jaminan yang mengikat dari perlindungan AS jika Rusia menyerang lagi, meskipun Trump telah mengatakan negara tersebut tidak akan diizinkan bergabung dengan NATO. Zelenskiy mengatakan pada Jumat bahwa ia ingin membahas dengan Trump bagaimana AS dapat memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia jika Putin tidak setuju menandatangani perjanjian damai.
Masalah kunci lainnya adalah nasib pembangkit listrik nuklir Zaporizhzhia, yang saat ini diduduki oleh Rusia. Zelenskiy mengatakan pekan lalu bahwa Washington mendesak agar fasilitas tersebut dimiliki bersama oleh ketiga pihak, sementara Ukraina menawarkan untuk berbagi pembangkit tersebut hanya dengan AS.































