“Kami mendorong para investor untuk berkonsentrasi pada area di mana perputaran uang akan meningkat. Hal ini seiring meningkatnya kebutuhan pendanaan menghadapi kondisi likuiditas yang masih ketat dan volatilitas besar, yang mungkin akan terus terjadi sampai adanya kepastian yang lebih besar,” papar Adrian.
BCA Sekuritas sebelumnya memiliki target IHSG di 6.800. Target kemudian direvisi naik menjadi 7.300, yang mana level ini juga sudah berhasil ditembus.
Indo Premier Sekuritas sebelumnya memproyeksikan IHSG berada di kisaran 7.357–7.463 pada akhir 2025.
Pengamat Pasar Modal Reydi Octa menilai IHSG yang berada di rentang 8.600-8.650 telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Menurutnya, untuk menembus level 9.000 masih terdapat jarak sekitar 400 poin, sementara sisa hari perdagangan relatif terbatas karena banyaknya hari libur bursa.
“Walau begitu, bukan tidak mungkin apabila banyak momentum dan perkuatan volume akumulasi menjelang akhir tahun. Yang mungkin bisa menjadi harapan katalis menuju akhir tahun adalah dividen play di saham perbankan (interim), persepsi positif investor mengenai perkembangan ekonomi makro domestik yang stabil dapat memicu inflow asing di akhir tahun 2025 dan rotasi saham ke big cap di IHSG. Potensi tembus 9.000 masih ada selama tidak ada kejutan negatif dari eksternal,” ujar Reydi kepada Bloomberg Technoz.
(dhf)






























