Logo Bloomberg Technoz

“La Nina membawa curah hujan yang melebihi normal di Asia Tenggara. Menyebabkan korban jiwa dan merusak infrastruktur,” tegas Bill Hare, CEO Climate Analytics, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Kang Wei Chaeang, Broker di StoneX Group Inc, menyebut produksi CPO di Asia Tenggara bisa terganggu karena tingginya curah hujan.

Perkebunan sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Analisis Teknikal

Jadi bagaimana proyeksi harga CPO untuk hari ini, Rabu (24/12/2025)? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 43. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun indikator Stochastic RSI ada di 76. Menghuni area beli (long) yang kuat, bahkan hampir jenuh (overbought).

Untuk perdagangan hari ini, harga CPO kemungkinan bakal kembali ke zona merah. Kenaikan yang lebih dari 3% dalam dua hari bisa membuat investor tergoda untuk mencairkan keuntungan.

Target support terdekat adalah MYR 3.966/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka harga CPO bisa menguji support lanjutan di MYR 3.927/ton.

Namun jika masih kuat menanjak, maka harga CPO berpotensi mengetes resisten MYR 4.066/ton. Resisten berikutnya ada di MYR 4.230-4.274/ton.

(aji)

No more pages