"Akan ada titik-titik ketegangan," kata Rubio. "Kami menyadari hal itu, dan tugas kami adalah menyeimbangkan kedua hal ini. Saya pikir kedua belah pihak memahami hal itu."
Awal bulan ini, jet tempur China untuk kali pertama mengarahkan radar pengendali tembakannya ke pesawat militer Jepang, sehingga meningkatkan ketegangan diplomatik. Beijing menuduh Jepang mengganggu latihan udaranya.
Beijing juga menuduh Takaichi mencampuri urusan internal negaranya dan melakukan balasan ekonomi dan diplomatik, menuntut agar dia menarik pernyataannya. PM Jepang menolak menarik ucapannya, dengan alasan bahwa posisi Jepang tidak berubah.
China akan "terus menjadi negara yang kaya dan kuat serta faktor dalam geopolitik," ujar Rubio. "Kita harus menjalin hubungan dengan mereka."
Dia menjelaskan bahwa AS dapat menyeimbangkan kebutuhan untuk mengatasi ketegangan terkait dengan China dan kebutuhan untuk berkolaborasi.
"Kita dapat melakukannya tanpa membahayakan atau dengan cara apa pun melemahkan komitmen kita yang sangat kuat terhadap mitra-mitra kita di Indo-Pasifik," tukas Rubio.
(bbn)


























