Amerika Serikat: Meluncurkan inisiatif U.S. Tech Force untuk menarik profesional AI ke dalam pemerintahan.
Uni Eropa: Menetapkan EU AI Act, kerangka hukum pertama di dunia yang mewajibkan tingkat literasi AI tertentu bagi pengguna sistem.
China: Secara agresif memimpin produksi robotika humanoid yang didukung oleh integrasi AI fisik (physical AI).
Laporan McKinsey Global Institute bertajuk "Agents, Robots, and Us" memprediksi masa depan pekerjaan akan berbentuk kemitraan antara manusia, agen AI, dan robot. Tanpa kesiapan talenta, Indonesia berisiko hanya menjadi pasar konsumsi teknologi tanpa terlibat dalam nilai tambah ekonomi.
Guna mengejar defisit tersebut, Komdigi meluncurkan AI Talent Factory. Terbaru, sebanyak 32.639 peserta dinyatakan lulus dari program tersebut, hasil kolaborasi dengan raksasa teknologi global seperti Microsoft, Google, Huawei, hingga Yandex.
"Dunia telah menyadari bahwa kepemimpinan global di era AI akan sangat ditentukan oleh kesiapan talenta. Kita tidak boleh tertinggal," tambah Nezar.
Pemerintah merangkum strategi pengejaran target ini melalui tiga pilar utama: Complete (penyelesaian kurikulum), Connect (menghubungkan talenta dengan industri), dan Create (menciptakan solusi inovatif).
(ain)































