Logo Bloomberg Technoz

BBRI 22 Tahun di BEI, Nilai Saham Tumbuh Puluhan Kali


Ilustrasi Kantor Pusat Gedung BRI (Dok. BRI)
Ilustrasi Kantor Pusat Gedung BRI (Dok. BRI)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk atau BBRI mencatat tonggak penting dalam perjalanan panjangnya di pasar modal Indonesia. Hingga tahun ini, BBRI telah 22 tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak melaksanakan penawaran umum perdana atau IPO pada 10 November 2003.

Saat pertama kali melantai di BEI, BRI menawarkan sebanyak 3,81 miliar saham kepada publik dengan harga Rp875 per saham. Langkah tersebut menjadi awal keterbukaan BRI sebagai bank milik negara kepada investor publik, sekaligus membuka babak baru dalam penguatan struktur permodalan perseroan.

Jika memperhitungkan berbagai aksi korporasi yang dilakukan selama lebih dari dua dekade, termasuk stock split dan rights issue, harga saham BBRI saat ini telah meningkat sekitar 48 kali lipat dibandingkan harga pada saat IPO. Kenaikan ini mencerminkan pertumbuhan nilai perusahaan yang berkelanjutan.

Sejak resmi tercatat di BEI, saham BBRI menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten. Pada tahun tahun awal pasca IPO, kapitalisasi pasar BRI telah menembus angka Rp100 triliun hanya dalam waktu empat tahun, menandai respons positif pasar terhadap prospek bisnis perseroan.

Momentum pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada periode berikutnya. Pada 2013, kapitalisasi pasar BRI meningkat hingga mencapai Rp200 triliun, lalu kembali menguat menjadi Rp300 triliun pada 2015. Capaian ini memperlihatkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap kinerja dan strategi bisnis BRI.

Untuk memperkuat likuiditas saham sekaligus memperluas basis investor, BRI melakukan dua kali stock split. Stock split pertama dilaksanakan pada Januari 2011 dengan rasio 1 banding 2, yang bertujuan menurunkan harga saham agar lebih terjangkau.

Stock split kedua dilakukan pada November 2017 dengan rasio 1 banding 5. Melalui langkah ini, BRI berharap dapat meningkatkan partisipasi investor ritel sekaligus menjaga likuiditas perdagangan saham di pasar reguler.

Memasuki awal dekade 2020 an, tren penguatan saham BBRI tetap berlanjut seiring dengan stabilitas kinerja fundamental perusahaan. Strategi transformasi yang dijalankan secara konsisten menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing BRI di tengah dinamika industri perbankan.

Pada 2022, kapitalisasi pasar BBRI kembali mencatatkan penguatan signifikan dengan menembus level Rp700 triliun. Pencapaian ini menempatkan BRI sebagai salah satu emiten dengan nilai pasar terbesar di Indonesia.

Performa positif tersebut berlanjut sepanjang 2023. Saham BBRI bahkan mencatatkan level harga tertinggi sepanjang masa atau all time high. Menjelang penutupan tahun, pada 28 Desember 2023, harga saham BBRI mencapai Rp5.725 per saham.

Kenaikan harga saham tersebut berdampak langsung pada kapitalisasi pasar perseroan yang berada di kisaran Rp867 triliun. Angka ini semakin mengukuhkan posisi BRI sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

BBRI Tetap Solid di Tengah Tantangan Global

Memasuki tahun 2025, pergerakan harga saham BBRI tidak terlepas dari fluktuasi yang dipengaruhi oleh ketidakpastian global maupun kondisi domestik. Namun demikian, sejumlah analis menilai fundamental BRI tetap solid dan prospek jangka panjangnya masih positif.

Per September 2025, kapitalisasi pasar BBRI tercatat sebesar Rp591,1 triliun. Capaian ini menempatkan BRI pada peringkat 114 bank terbesar di dunia dan peringkat keempat di antara bank bank terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Peringkat tersebut menunjukkan posisi BRI yang semakin diperhitungkan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah regional dan global. Skala bisnis yang besar serta basis nasabah yang luas menjadi kekuatan utama perseroan.

Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa perjalanan lebih dari dua dekade BBRI di pasar modal mencerminkan konsistensi strategi bisnis dan transformasi berkelanjutan yang dijalankan perusahaan.

Menurutnya, strategi tersebut menjadi fondasi penting dalam memperkuat posisi BRI di industri keuangan nasional. Selain itu, capaian kapitalisasi pasar juga menempatkan BRI sebagai perusahaan pelat merah dengan nilai pasar terbesar di Indonesia.

“Menginjak usia ke 130 tahun, BRI terus menciptakan value dari aspek ekonomi dan bisnis, seperti pertumbuhan laba dan aset yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan dividen serta kenaikan nilai saham, sehingga memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutupnya.

Ke depan, BRI diharapkan mampu mempertahankan kinerja positifnya dengan terus beradaptasi terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan nasabah. Transformasi digital, penguatan segmen UMKM, serta pengelolaan risiko yang prudent menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan.

Perjalanan 22 tahun BBRI di BEI menjadi bukti bahwa konsistensi kinerja dan strategi jangka panjang dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi investor. Dengan fondasi fundamental yang kuat, BBRI diproyeksikan tetap menjadi salah satu pilar utama di pasar modal Indonesia.