Di sisi lain, dia memastikan, pemerintah bakal menghentikan impor Solar mulai tahun depan setelah program Biodiesel B50 jalan.
Sementara itu, dia menargetkan, setop impor bensin bisa dilakukan 4 tahun lagi. “Kita harapkan dalam 4 tahun Kita juga bisa tidak impor bensin dari luar,” tuturnya.
Janji Bahlil
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan kementeriannya bakal menghentikan impor Solar tahun depan.
Komitmen itu disampaikan Bahlil di hadapan Presiden Prabowo Subianto saat sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Bahlil menerangkan langkah setop impor Solar itu berdasar pada kapasitas produksi domestik yang bakal naik setelah beroperasinya RDMP Balikpapan.
Selain itu, Bahlil menambahkan, kementeriannya bakal mengerek bauran solar dengan Biodiesel sebesar 50% pada paruh kedua 2026.
“Jadi mulai tahun depan Indonesia tidak lagi melakukan impor Solar karena antara konsumsi dan produksi kita sudah cukup,” kata Bahlil.
Selepas penerapan B50, Bahlil memperkirakan, produksi Solar domestik bakal surplus sekitar 4 juta ton nantinya. Menurut dia, posisi surplus solar itu bisa diubah menjadi produk Avtur.
“Sehinga di 2026, insyallah Solar kita sudah clear, Avturnya juga bisa kita produksi dalam negeri,” kata dia.
Kendati demikian, rencana operasi komersial RDMP Balikpapan kembali molor dari tenggat yang dipatok pada Rabu (17/12/2025).
Megaproyek kilang yang diharapkan dapat mengerek kapasitas produksi Solar domestik itu memerlukan waktu sinkronisasi dan pengujian antarsistem lebih lama dari perkiraan awal Kementerian ESDM.
(naw)































