Dengan kondisi tersebut, Phintraco memproyeksikan IHSG bergerak sideways dalam rentang 8.600 hingga 8.750, dengan level support di 8.550, pivot di 8.600, dan resistance di 8.750. Untuk perdagangan 16 Desember 2025, saham pilihan PHINTRACO antara lain BBNI, BBCA, BBTN, JPFA, dan ICBP.
Dari sisi global, Phintraco mencatat mayoritas indeks saham di kawasan Asia ditutup melemah pada 15 Desember 2025, seiring pelaku pasar mencermati perlambatan data ekonomi Tiongkok.
Produksi industri Tiongkok pada November tercatat tumbuh 4,8% secara tahunan, melambat dari 4,9% pada Oktober.
Pertumbuhan penjualan ritel juga melambat menjadi 1,3% secara tahunan dari 2,9% pada bulan sebelumnya dan berada di bawah ekspektasi 3,3%. Investor global juga menanti rilis data nonfarm payrolls AS untuk Oktober dan November 2025, serta data tingkat pengangguran dan penjualan ritel AS, diikuti data ekonomi dari Inggris dan Jerman.
Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed dengan level support di 8.570 dan resistance di 8.710.
Pasar juga menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, di mana sinyal pelonggaran suku bunga dinilai berpotensi menjadi katalis bagi sektor perbankan, bank digital, properti, dan konsumsi. Saham pilihan dalam riset tersebut meliputi BMRI, BBYB, dan EMAS.
Di pasar global, BRI Danareksa mencatat indeks Wall Street ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya. Dow Jones Industrial Average turun 0,086% ke level 48.416,56, S&P 500 melemah 0,16% ke 6.816,51, dan Nasdaq turun 0,59% ke level 23.057,41.
(dhf)































