“Beberapa merek memanfaatkan skala ekonomi dari kapasitas produksinya untuk memperoleh keunggulan di pasar pada tahap ini, sehingga memperparah perang harga,” ujarnya.
Secara lebih luas, pengetatan harga mobil ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menindak fenomena “involution”, yakni hiperkompetisi yang justru menghasilkan imbal balik yang semakin menurun.
Sementara itu, harga transaksi mobil rata-rata terus melemah. Harga rata-rata BYD, misalnya, turun dari 116.200 yuan (Rp 274 juta dengan asumsi 1 yuan sama dengan Rp2.360) pada Juni menjadi 108.100 yuan (Rp255 juta) pada Oktober, berdasarkan data China Auto Market. Produsen masih menawarkan diskon untuk mendorong penjualan seiring insentif negara untuk tukar tambah dan pembelian kendaraan listrik mulai dikurangi, sehingga menempatkan produsen dan dealer dalam posisi sulit.
Saham BYD, produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, turun 1,7% di Hong Kong. Nio Inc. melemah 2,5%, Xiaomi Corp. turun 2,2%, dan Zhejiang Leapmotor Technology Co. terkoreksi 2,8%.
“Investor di sektor ini semakin menyadari tekanan regulasi dalam beberapa bulan terakhir, yang menjadi salah satu alasan pelemahan saham otomotif,” kata Eugene Hsiao, kepala strategi ekuitas China di Macquarie Capital.
Secara keseluruhan, pedoman yang diusulkan dinilai sejalan dengan langkah pemerintah yang lebih luas untuk menekan praktik involution, ujarnya.
Sebaliknya, saham sejumlah dealer mobil menguat seiring optimisme bahwa tekanan untuk memberikan diskon besar demi memenuhi target penjualan dari produsen akan berkurang. China Yongda Automobiles Services Holdings Ltd. naik 1,2% dan Zhongsheng Group Holdings Ltd. melonjak 3%.
Meski demikian, meski dealer berpotensi mempersempit kerugian, implementasi kebijakan tetap menjadi tantangan, tulis analis Morgan Stanley yang dipimpin Shelley Wang dalam catatan pada Minggu. Salah satu kendalanya adalah sulitnya menaikkan harga ke konsumen di tengah lemahnya permintaan yang berkepanjangan, khususnya untuk mobil mewah bermesin pembakaran internal.
Aturan yang diusulkan regulator, yang dibuka untuk masukan publik hingga 22 Desember, juga menargetkan praktik kolusi, serta merekomendasikan agar produsen dan dealer membangun sistem untuk melatih staf, memantau harga, dan mengendalikan risiko.
Secara terpisah, otoritas juga akan mewajibkan produsen mobil memperoleh izin ekspor kendaraan listrik mulai tahun depan guna menekan praktik “mobil nol kilometer”, yakni upaya mencegah perusahaan menggelembungkan angka penjualan dengan mencatat pengiriman sebelum kendaraan benar-benar sampai ke konsumen akhir.
Meningkatnya pengawasan terhadap praktik industri telah mendorong sejumlah produsen mengubah jenis insentif yang ditawarkan, beralih dari diskon langsung menjadi penawaran nilai tambah yang lebih besar bagi konsumen. Beberapa merek, misalnya, menjual SUV baru berukuran besar dengan harga setara mobil kecil, menurut Hsiao dari Macquarie.
(bbn)































