Logo Bloomberg Technoz

Emas naik lebih dari 1% pada Kamis, mendekati rekor baru, sementara perak mencetak rekor penutupan harian tertinggi ketiga dan telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini. Minyak turun dan Bitcoin berfluktuasi dalam kisaran sempit sekitar US$93.000.

Di Asia, data yang akan dirilis termasuk produksi industri Malaysia dan Jepang, serta inflasi India. Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul bergerak membubarkan parlemen, menyiapkan panggung bagi pemilu dini, setelah laporan tentang partai politik utama yang mendukung pemerintah minoritasnya berencana menarik dukungannya.

Meski saham AS mencapai rekor tertinggi, kehati-hatian terhadap saham teknologi tetap ada setelah laporan keuangan Oracle memicu kekhawatiran akan valuasi teknologi dan apakah pengeluaran besar untuk infrastruktur AI akan membuahkan hasil.

Meski sektor ini menggerakkan reli luar biasa S&P 500 tahun ini, kekhawatiran akan pengeluaran mendorong sejumlah investor beralih ke sektor lain karena prospek ekonomi AS tetap kuat. Nvidia Corp turun 1,6% pada Kamis, sementara indeks Magnificent Seven yang terdiri dari raksasa teknologi melemah 0,6%.

"Pasar kini jauh lebih waspada terhadap pengeluaran terkait AI, yang sangat kontras dengan pertengahan 2025 ketika setiap indikasi peningkatan belanja modal memicu antusiasme," jelas Susana Cruz, ahli strategi dari Panmure Liberum. "Oracle menjadi titik terlemah dalam hal ini, terutama karena sebagian besar investasinya didanai dengan utang."

Biaya Risiko Kredit Oracle Berlipat Ganda Sejak Oktober. (Bloomberg)

Rekor tertinggi baru saham AS dipicu oleh pemotongan suku bunga The Fed pekan ini dan tanda-tanda pelonggaran lebih lanjut masih mungkin terjadi tahun depan. Pelaku pasar tetap bertaruh pada dua pemotongan suku bunga tahun 2026, meski proyeksi baru The Fed hanya mengisyaratkan satu pemangkasan.

"Dampak Oracle lebih besar daripada The Fed. Ini sudah memberi tahu kita segalanya karena kita menyaksikan konsentrasi yang kuat dan satu tema—AI yang memimpin pasar," beber Alberto Tocchio, manajer portofolio dari Kairos Partners. "Ini tidak berarti AI hilang atau menjadi gelembung, tetapi kita perlu fokus pada skala yang lebih luas."

Gubernur Jerome Powell menyatakan The Fed sudah cukup bertindak untuk membantu menstabilkan pasar tenaga kerja, sambil mempertahankan suku bunga tinggi guna terus menekan tekanan harga.

Pejabat The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan median untuk 2026 menjadi 2,3% dari 1,8% yang mereka proyeksikan pada September. Mereka juga memperkirakan inflasi akan turun menjadi 2,4% tahun depan, dari 2,6% dalam proyeksi sebelumnya.

"Pemotongan suku bunga The Fed yang 'bernuansa hawkish tapi bullish' memperkuat hal ini: pertumbuhan 2026 lebih kuat, disinflasi lebih cepat," kata Florian Ielpo, Kepala Makro Lombard Odier Investment Managers.

"Pemotongan suku bunga terus berlanjut, tetapi tidak lagi otomatis—dan itu biasanya menjadi latar belakang yang konstruktif bagi pasar saham."

(bbn)

No more pages