Yayan memandang salah satu alternatif pembangkit yang dapat disuntik mati yakni PLTU Ombilin, yang memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan dengan Cirebon-1 serta telah beroperasi sejak 1996 dengan masa waktu operasional sekitar 30 tahun atau hingga 2026.
PLTU Ombilin terdiri dari dua pembangkit yang pembangunannya dilakukan sejak Juli 1993 dan baru mulai beroperasi pada Juli 1996. Kemudian, pembangkit unit 2 baru beroperasi pada November 1996.
“Sebagai pilot project hal ini dapat dijadikan raw model bagi proses selanjutnya, sehingga kita bisa mempelajarinya dampak dari transisi energi ini,” ucap Yayan.
Adapun, PLTU Ombilin terletak di Sijantang Koto, Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat. PLTU tersebut memiliki kapasitas pembangkit sebesar 200 megawatt (MW) yang terbagi dalam dua pembangkit dengan masing-masing kapasitas 100 MW.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto memastikan pensiun dini PLTU batu bara Cirebon-1 dibatalkan.
Saat ini, pemerintah sedang mencari alternatif PLTU lain untuk disuntik mati.
Airlangga menjelaskan pembatalan tersebut dilakukan karena teknologi yang dimiliki oleh PLTU Cirebon-1 masih terbilang canggih dan memiliki umur yang masih panjang.
Dengan begitu, saat ini pemerintah sedang mencari PLTU alternatif yang lebih layak untuk disuntik mati ketimbang PLTU Cirebon-1.
“Jadi salah satunya ada pertimbangan teknis, karena Cirebon itu salah satunya yang umurnya masih panjang, dan teknologinya juga sudah critical, super critical, dan relatif itu lebih baik,” kata Airlangga dalam konferensi pers, di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (5/12/2025).
“Sehingga nanti dicarikan alternatif lain yang usianya lebih tua, dan lebih terhadap lingkungannya memang sudah perlu di-retire,” tegas dia.
Airlangga menjelaskan terdapat PLTU lainnya yang memiliki umur lebih tua dan lebih mendesak untuk dipensiunkan, dia juga mensinyalir PLTU yang akan disuntik mati tetap berada di Pulau Jawa.
“Nanti ada PLTU yang lebih tua, karena banyak PLTU yang tua yang. Di Jawa juga, PLN lagi me-list,” ucap dia.
Selain itu, Airlangga memastikan pendanaan pensiun dini PLTU Cirebon-1 yang disalurkan Asian Development Bank (ADB) tetap diamankan pemerintah dan nantinya akan dialihkan untuk mendanai suntik mati PLTU lainnya.
“Nanti di-switch, enggak ada masalah,” ujar Airlangga.
PLTU Cirebon-1 dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP), usaha patungan antara Marubeni Corporation, Indika Energy, Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation.
PLTU yang persisnya berlokasi di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu telah beroperasi sejak Juli 2012. CEP juga punya proyek pengembangan unit baru dengan daya setrum 1x1.000 MW dengan teknologi yang lebih efisien, ultrasupercritical.
Rencana transaksi proyek penghentian dini PLTU Cirebon-1 itu bakal menggunakan skema Energy Mechanism Transition (ETM). Transaksi ini digawangi oleh ADB bekerja sama dengan pemerintah, investor swasta, hingga filantropis.
Penghentian dini diperkirakan membutuhkan dana US$300 juta atau setara Rp4,6 triliun.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti total dana yang dibutuhkan. Namun, dokumen comprehensif investment and policy plan (CIPP) program Just Energy Transition Partnership (JETP) memperkirakan dana pensiun dini PLU Cirebon-1 mencapai US$ 300 juta atau setara Rp4,6 triliun.
(azr/wdh)
































