Keputusan investasi Telkomsel di Gojek pada 2020 memang sempat mendapatkan sorotan di masyarakat karena besarnya investasi tersebut. Sebagian mempertanyakan apakah aksi korporasi tersebut sudah memperhitungkan mitigasi yang matang dan mengkhawatirkan adanya konflik kepentingan di balik keputusan itu. Bahkan, pada Agustus 2022, Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat sempat melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) panitia kerja untuk menganalisis aksi korporasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menjelaskan kronologi keputusan investasi itu. Aksi korporasi kedua entitas bermula pada 16 November 2020, di mana Telkomsel melakukan transaksi investasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dalam bentuk convertible bond (CB) tanpa bunga sebesar US$150 juta (atau sekitar Rp2,1 triliun dengan asumsi kurs saat itu) yang akan jatuh tempo pada 16 November 2023. Dalam perjanjiannya, Telkomsel memiliki opsi untuk membeli tambahan saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa sebesar US$300 juta (sekitar Rp4,3 triliun).
Pada 17 Mei 2021, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa melakukan penggabungan (merger) dengan Tokopedia yang menyebabkan convertible bond milik Telkomsel dikonversi menjadi saham PT Gojek Tokopedia Tbk (GoTo). Convertible bond akan dikonversi menjadi saham sesuai dengan perjanjian pemesanan saham.
Pada 18 Mei 2021, convertible bond sebesar US$150 juta (Rp2,1 triliun) tersebut dikonversi menjadi saham GoTo. Telkomsel juga melaksanakan opsi beli yang dimiliki untuk membeli tambahan saham GoTo sebesar US$300 juta (Rp4,3 triliun), yang dikonversi juga menjadi saham sebagai kelanjutan convertible bond pada 2020. Sehingga, total kepemilikan saham GoTo oleh Telkomsel sebesar 89.125 lembar saham (sebelum stock split) dengan nilai sebesar US$450 juta (Rp6,4 triliun).
Lebih lanjut, menyitir laporan keuangan PT Telkom Indonesia Tbk - induk usaha Telkomsel - terdapat kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo sebesar Rp881 miliar per 31 Maret 2022. Padahal, pada saat itu, Telkomsel menggunakan penilaian bahwa nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai penawaran saham pada saat initial public offering (IPO) sebesar Rp338 per saham.
Bahkan hingga 2025, Investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum sepenuhnya menguntungkan. Ini menjadi alasan perusahaan akan terus mengevaluasi investasinya tersebut.
Investasi TLKM di GOTO dilakukan melalui Telkomsel. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025, Telkomsel menilai wajar investasi di GOTO masing-masing Rp83/saham dan Rp70/saham masing-masing di periode 31 Maret 2025 dan 2024.
Sehingga, jumlah keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2025 sebesar Rp308 miliar. Sementara, jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar untuk periode 2024 sebesar Rp403 miliar.
(dov/frg)































