Langkah ketiga adalah memastikan seluruh kasus HIV mendapat penanganan sesuai standar nasional. Pemerintah terus mendorong eliminasi penularan HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu ke anak melalui layanan yang terintegrasi. Semua pasien HIV juga diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TBC) mengingat risiko koinfeksi yang tinggi.
Untuk menjaga keberlanjutan terapi, kebijakan Pemberian Obat Multi-Bulan diterapkan agar pasien tidak terputus obat. Pemerintah juga memperluas akses layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) serta penguatan pemantauan beban virus secara berkala.
Dr. Prima menekankan bahwa strategi penanggulangan HIV tidak hanya bergantung pada ketersediaan layanan, tetapi juga pada kemauan masyarakat untuk mengaksesnya. Beberapa pasien enggan memulai atau melanjutkan pengobatan, sementara sebagian lainnya terkendala akses obat jika fasilitas tes tidak menyediakan ARV langsung.
Karena itu, strategi keempat adalah penguatan promosi kesehatan. Edukasi dianggap sangat penting untuk membangun kesadaran, mendorong tes dini, serta memastikan pasien yang sudah terdiagnosis tetap menjalani pengobatan tanpa putus. “Kalau permintaan dari masyarakat tidak terbentuk, maka strategi lain tidak akan optimal,” kata dr. Prima.
Pemerintah berharap kombinasi empat strategi ini dapat mempercepat penurunan kasus baru dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV di seluruh Indonesia.
(dec)

































