Logo Bloomberg Technoz

APSyFI Akui Perjanjian Dagang dengan China Rugikan RI

Merinda Faradianti
13 November 2025 17:30

Gulungan serat benang./Bloomberg-Angus Mordant
Gulungan serat benang./Bloomberg-Angus Mordant

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengakui, bahwa ada perjanjian dagang internasional Tanah Air yang merugikan produsen dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Farhan Aqil menyebut bahwa perjanjian dagang ini terutama terjadi di tengah banjirnya impor barang China yang saat ini menghantui industri tekstil RI.

Menurut Farhan, salah satu perjanjian internasional dengan China membuat tarif dagang Indonesia mencapai 0%. Ia melanjutkan, pengurangan tarif RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang menghilangkan 92% tarif atas barang yang diperdagangkan di antara negara anggota, bisa menurunkan tarif hingga 0%.


"Seperti IEU CEPA ini menguntungkan bagi tekstil. ASEAN-China FTA itu salah satu yang tidak menguntungkan," sebutnya pada Bloomberg Technoz, Kamis (13/11/2025).

Dia menyebut bahwa perjanjian internasional harus dibuat dengan melihat kapasitas produksi industri dalam negeri. Terlebih dengan rencana  Kementerian Perdagangan melalui permendag Nomor 37 tahun 2025 yang membebaskan lebih banyak barang dari China.