Kabar dari Amerika Serikat (AS) menjadi pengerek harga emas dunia. Bloomberg News memberitakan, bank sentral AS Federal Reserve sepertinya akan menyuntik likuiditas ke perekonomian untuk mengatasi dampak penutupan sementara (shutdown) pemerintahan.
John Williams, Gubernur The Fed New York, mengungkapkan bahwa pihaknya mungkin akan memperlebar neraca dengan pembelian obligasi. The Fed juga tengah mempertimbangkan untuk memperpendek tenor surat utang yang dimilikinya,
“Emas dan perak menyukai kemungkinan tambahan injeksi likuiditas,” ujar Nicky Shiels, Kepala Riset MKS Pamp SA, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Masih seputar shutdown, ada harapan pemerintahan Presiden Donald Trump bisa segera kembali dibuka. Gedung Putih mendukung upaya Kongres untuk mengakhiri shutdown terpanjang sepanjang sejarah tersebut.
Apabila pemerintahan kembali berfungsi normal, maka berbagai rilis data ekonomi tidak lagi tertunda. Berbagai data ini akan menjadi panduan pasar, terutama dalam menakar arah kebijakan moneter ke depan.
“Pembukaan kembali (reopening) akan membuat arus data menjadi lancar dan mengembalikan ekspektasi penurunan suku bunga acuan pada Desember,” tegas Ole Hansen, Commodities Strategist di Saxo Bank A/S, dalam catatannya.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)
































