"Per tanggal 22 Oktober ini sudah Rp167,6 triliun. Kita lihat Mandiri dan BRI, kenceng juga nih pak BRI sama Mandiri ini, sudah langsung 100%," kata Febrio dalam paparannya di Investortrust Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
"Mereka sudah minta lagi, nah kita bilang ya kita evaluasi," jelasnya.
Febrio menjelaskan pemerintah menempatkan dana tersebut dengan bunga 3,8% untuk membantu menurunkan cost of fund (biaya dana) perbankan.
Sebab sebelum penempatan itu, ia menyebut banyak bank memiliki cost of fund tinggi, terutama dari dana deposito dengan suku bunga khusus (special rate).
"Sehingga fenomena yang terjadi adalah dalam jangka pendek special rate ini banyak yang hilang. Tadinya bahkan ada yang di atas 7% bunganya, sekarang sudah sangat minimal yang diatas 6%," jelasnya.
Ia menilai penurunan cost of fund ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian. Sebab, dengan biaya dana yang lebih rendah, perbankan memiliki ruang lebih besar untuk mendorong kredit, yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai catatan saja, dari total Rp200 triliun penempatan dana pemerintah, tercatat Bank Mandiri serta Bank BRI telah menyerap 100% biaya yang disalurkan yakni Rp55 triliun.
Sementara BNI, BTN hingga BSI terpantau baru berhasil menyerap masing-masing 68%, 41%, dan 99% dari total biaya yang disalurkan yakni Rp55 triliun untuk BNI; Rp25 triliun untuk BTN, dan Rp10 triliun untuk BSI.
(ell)






























