Logo Bloomberg Technoz

“Insya Allah di awal Desember sudah selesai. Termasuk dalamnya adalah kita akan membangun ekosistem daripada baterai mobil kemudian mobil listrik,” ungkap Bahlil.

Bahlil Lahadalia dalam acara Mandiri Investment Forum 2023. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bahlil menuturkan dokumen kajian itu sedang dikerjakan oleh konsultan yang ditunjuk BPI Danantara dan ditargetkan rampung pada awal Desember 2025.

Dalam kesempatan itu, Bahlil mengatakan pabrik petrokimia besutan perusahaan Korea Selatan tersebut mampu memproduksi komponen pendukung pembuatan mobil yakni bumper mobil hingga kabel.

Dengan begitu, Bahlil mengklaim jika proyek hilirisasi yang sedang dikaji Danantara dapat segera dibangun maka kebutuhan bahan baku pembuatan mobil listrik akan terpenuhi dan terbentuk ekosistem industri mobil listrik di Indonesia.

“Maka insya Allah kalau ini sudah ada, maka rantai pasok daripada ekosistem mobil listrik maupun baterai mobil listrik itu sudah berada di Indonesia dan ini yang menjadi apa yang Bapak perintahkan,” ucap dia.

Tahap Evaluasi 

Sebelumnya, CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan lembagannya tengah mematangkan feasibility study  sejumlah proyek yang diajukan Satgas Hilirisasi, dengan fokus pada  koreksi dan penyesuaian asumsi di dalamnya.

"Itu sudah berjalan dan beberapa juga sudah duduk dengan Kementerian ESDM untuk kita fine tuning lagi, karena ada beberapa mungkin yang koreksinya kita mesti duduk bersama, asumsinya seperti apa," kata Rosan.

Adapun, nilai paket proyek yang disodorkan Satgas Hilirisasi itu mencapai US$38,63 miliar atau sekitar Rp640,4 triliun (asumsi kurs Rp16.578 per dolar AS).

Dari 18 proyek yang diajukan, 8 di antaranya program hilirisasi di sektor mineral dan batu bara (minerba), masing-masing 2 proyek di sektor transisi dan ketahanan energi, dan masing-masing 3 proyek di sektor pertanian, kelautan dan perikanan.

Daftar 18 Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi:

Proyek Sektor Minerba:

1. Industri Smelter Aluminium (bauksit) Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp60 triliun.

2. Industri DME (batu bara) di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp164 triliun.

3. Industri aspal di Buton, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun.

4. Industri Mangan Sulfat di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp3,05 triliun.

5. Industri Stainless Steel Slab (nikel) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 Triliun.

6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (katoda tembaga) di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun.

7. Industri Besi Baja (pasir besi) di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun.

8. Industri Chemical Grade Alumina (bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun.

Proyek Sektor Pertanian:

9. Industri Oleoresin (pala), di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp1,8 triliun.

10. Industri Oleofood (kelapa sawit) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp3 triliun.

11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MTC), Coconut  Flour, Activated Carbon (kelapa) di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp2,3 triliun.

Proyek Sektor Kelautan dan Perikanan:

12. Industri Chlor Alkali Plant (garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp16 triliun.

13. Industri Fillet Tilapia (ikan tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp1 triliun.

14. Industri Carrageenan (rumput laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp212 miliar.

Proyek Ketahanan Energi (Kilang 1 Juta Barel):

15. Kilang Minyak (oil refinery) dengan nilai investasi sebesar Rp160 triliun.

16. Tangki Penyimpanan Minyak (oil storage tank) dengan nilai investasi sebesar Rp72 triliun.

Proyek tersebut tersebar di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak

Proyek Transisi Energi:

17. Modul Surya Terintegrasi (bauksit dan silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp24 triliun.

18. Industri Bioavtur (used cooking oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri CIkarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp16 triliun.

(azr/naw)

No more pages