Logo Bloomberg Technoz

Pelaku Perbenihan Keluhkan Minim Fasilitas Kredit, Kurang Dana

Merinda Faradianti
31 October 2025 15:30

Petani menanam benih semangka di bekas sawah di Subang, Jawa Barat, Sabtu (29/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Petani menanam benih semangka di bekas sawah di Subang, Jawa Barat, Sabtu (29/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, JakartaPemerintah belakangan gencar mewujudkan berbagai swasembada pangan guna mencapai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Namun, di balik itu masih ada tantangan yang dikeluhkan, salah satunya penggunaan benih bersertifikat unggul yang masih minim.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) Nana Laksana Ranu mengeluhkan salah satu tantangannya adalah modal pembentukan varietas tanaman baru.

Diketahui, benih hasil bio-teknologi Indonesia ketinggalan 20 tahun dari negara lain, karena salah satu faktornya adalah lamanya sertifikasi benih.


"Industri benih itu nyawanya kan varietas, itu varietas dihasilkan para pemulia tanaman. Untuk merakit itu memerlukan dana. Industri benih belum mendapatkan fasilitas kredit," katanya saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (31/10/2025).

Kata Nana, karena belum mendapatkan fasilitas kredit, para pemulia tanaman mengalami kesulitan pendanaan. Pasalnya, untuk menciptakan varietas baru diperlukan waktu lima hingga enam tahun.