Selama beberapa bulan terakhir, Hegseth terus mendorong sekutu dan mitra keamanan AS di Indo-Pasifik untuk meningkatkan belanja pertahanan dan bersikap lebih tegas terhadap langkah-langkah agresif China di kawasan. Ia juga memperingatkan perlunya kesiapsiagaan menghadapi potensi invasi Beijing terhadap Taiwan.
Dalam rangkaian kunjungan ke Asia, Hegseth juga dijadwalkan bertemu sejumlah menteri pertahanan ASEAN. Sebelumnya, ia bertemu dengan Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi, di mana keduanya membahas ancaman yang mereka pandang berasal dari China dan pentingnya kerja sama pertahanan AS–Jepang untuk mencegah eskalasi Beijing.
Pada September lalu, Hegseth juga sempat berbicara dengan Dong melalui sambungan telepon. Dalam percakapan tersebut, ia menegaskan bahwa AS tidak berupaya memicu konflik maupun mengganti rezim di Beijing. Dong, di sisi lain, menyerukan hubungan yang stabil dan terbuka antara kedua negara, sambil memperingatkan bahwa upaya apa pun untuk mendukung kemerdekaan Taiwan “tidak akan berhasil.”
Sementara itu, Komando Indo-Pasifik AS dikabarkan telah menerima instruksi untuk menyiapkan operasi “unjuk kekuatan” di Laut China Selatan, sebagai respons atas tindakan agresif terbaru China di wilayah tersebut, menurut laporan CBS News. Meski belum dipastikan akan dilakukan, sumber menyebut langkah itu tengah dipertimbangkan sebagai salah satu opsi.
China sendiri terus memperluas pengaruh militernya di luar negeri. Negara itu kerap bersitegang dengan Filipina di perairan Laut China Selatan, melakukan patroli harian di Selat Taiwan, dan secara rutin menuduh AS ikut campur dalam urusan kawasan.
(bbn)

































