Logo Bloomberg Technoz

Kata Budi, ritel modern telah banyak mendistribusikan produk lokal. Bahkan, volumenya mencapai 80% dengan berbagai kemudahan yang diberikan.

"Hippindo bersama Kementerian UMKM punya program Ina Buyer, itu setiap tahun kita buka kesempatan untuk mereka belajar masuk ke ritel modern. Dibeli barangnya, diarahkan, dibantuin," jelasnya.

"Termasuk Hippindo dan Kemendag (Kementerian Perdagangan) dalam bentuk UMKM Pangan Go Ritel Modern. Jadi banyak upaya kita dan ada juga program untuk ekspor. Artinya, ritel modern berperan penuh untuk menghidupkan UMKM dalam negeri karena itu adalah sumber kekuatan [ekonomi] kita," pungkasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin. Ia menyebut, ritel modern sudah membantu memasarkan produk UMKM sejak puluhan tahun lalu.

"Pertama, saya sebagai Aprindo, saya nggak ngerti UMKM [yang dimaksud] siapa. Saya nggak mau berdebat soal itu, Aprindo sudah sangat akrab dengan keadaan membantu UMKM. Bahkan produk UMKM ada gondola sendiri [di ritel modern]," katanya pada Bloomberg Technoz, Rabu (29/10/2025).

Solihin menyebut, pihaknya telah sedari lama mendeklarasikan dan melakukan kurasi terhadap produk-produk yang dihasilkan pengusaha kecil. Artinya, ritel modern pun membutuhkan produk dari UMKM itu sendiri.

"Kita tentu sangat butuh produk UMKM dan sudah dilakukan dari lama, ini [memasarkan produk UMKM di ritel modern] sudah puluhan tahun," tambahnya.

Solihin mencontohkan salah satu UMKM di Purwakarta yang memproduksi pilus. Ia mengungkap, sebelum dipasarkan di ritel modern produk tersebut hanya menghasilkan laba kisaran jutaan rupiah.

"Kita [ritel modern] distribusikan sekarang sudah sampai miliaran rupiah. Saya yakin Aprindo itu selalu mengajak, memberikan katakanlah hal khusus [pada produk UMKM], sudah kita lakukan bertahun-tahun bukan baru saja," tegasnya.

(ain)

No more pages