Logo Bloomberg Technoz

“Kalau yang Rusia itu kan kerjasama bilateral, ya. Tidak ada terkait masalah tarif. Kalau di Amerika kan kita ada masalah itu. Jadi prioritasnya tentu harus,” kata dia.

Sebagai informasi, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan sanksi terhadap produsen minyak Rusia, PJSC Rosneft Oil Company dan Lukoil PJSC.

Departemen Keuangan AS memasukkan perusahaan minyak raksasa milik negara itu, dan Lukoil PJSC, ke dalam daftar hitam karena "kurangnya komitmen serius Rusia terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina," menurut sebuah pernyataan pada Rabu (22/10/2025) waktu setempat.

Transaksi yang melibatkan kedua perusahaan tersebut harus dihentikan paling lambat 21 November, menurut Pemerintah AS.

Usai sanksi tersebut diumumkan, sejumlah perusahaan migas dari negara importir minyak Rusia yakni China dan India bersiap-siap menyetop impor minyak Rusia.

Negara yang mengimpor migas Rusia berpotensi terpapar sanksi yang mencakup pemutusan akses ke dolar dari sistem perbankan Barat, atau dibekukan oleh produsen, pedagang, pengirim, dan perusahaan asuransi Barat yang menjadi tulang punggung pasar komoditas global.

Di sisi lain, Inggris menjatuhkan sanksi kepada Rosneft dan Lukoil sepekan yang lalu, yang telah meningkatkan tekanan pada pembeli seperti kilang-kilang minyak India. Uni Eropa juga akan mengumumkan paket sanksi baru yang akan mencakup larangan impor LNG.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mensinyalir Indonesia makin serius untuk mengeksekusi rencana impor minyak mentah dan LPG dari Rusia.

Hal tersebut disampaikan usai kunjungan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada 18—20 Juni 2025.

“Sudah ada tim dari Rusia yang akan datang ke Indonesia untuk memulai menindaklanjuti apa yang diomongkan [pertemuan bilateral] minggu lalu,” kata Bahlil dalam wawancara dengan Liputan6 TV, medio Juni.

Dia menggarisbawahi harga yang ditawarkan Rusia harus lebih murah atau kompetitif dibandingkan dengan negara lain.

Bahlil juga menuturkan dia bersama Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri telah berkomunikasi dengan sejumlah BUMN migas Rusia.

Selain membahas impor minyak mentah dan LPG, Bahlil mengatakan RI akan kerja sama dengan RI-Rusia terkait dengan pengembangan sumur minyak tua karena Rusia memiliki teknologi yang lebih maju.

Dia saat itu mengungkapkan Rusia akan berinvestasi lebih dari US$10 miliar di sektor hulu migas Indonesia. 

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Pertamina mengungkapkan Indonesia sudah mulai mengeksekusi impor minyak mentah dari Rusia, setelah lama menjadi wacana pemerintah.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengonfirmasi kebijakan impor minyak mentah dari Rusia “masih dibuka” pemerintah, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang berlaku.

PT KPI sudah terlebih dahulu mendata kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang perseroan dan pengadaannya dilakukan melalui lelang terbuka, termasuk untuk minyak mentah dari Rusia.

Taufik mengungkapkan proses tender pengadaan minyak mentah untuk KPI pun telah dibuka sejak Mei tahun lalu, dan beberapa minyak asal Rusia telah masuk. Meski demikian, dia tidak mendetailkan volumenya.

“Termasuk crude Rusia. Ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan sesuai dengan peraturan OPEC-nya. [...] Tetap harus mengikuti aturan itu,” ujarnya saat ditemui di agenda IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).

(azr/wdh)

No more pages