Karena itu, Kemendikdasmen menilai perlu adanya prosedur tetap atau panduan operasional yang dapat diterapkan secara konsisten di lapangan.
“Kami sudah memiliki sejumlah panduan, termasuk pelaksanaan program Makanan Bergizi Seimbang (MBG) di satuan pendidikan. Saat ini kami sedang menyiapkan panduan baru yang lebih spesifik untuk pelaksanaan kantin sehat,” jelasnya.
Menurut Maulani, peluncuran program kantin sehat merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam memperkuat edukasi gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah.
Program ini diharapkan tak hanya meningkatkan kesehatan peserta didik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan warga sekolah terhadap pentingnya konsumsi pangan yang aman.
“Kami sudah menyusun buku panduan edukasi gizi untuk semua jenjang, dan peluncuran kantin sehat akan menjadi langkah berikutnya dalam memperkuat implementasi di lapangan,” kata Maulani.
Dalam penyusunan dan pelaksanaan program, Kemendikdasmen menggandeng berbagai pihak seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, dan Badan Gizi Nasional (BGN). Kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Yang menikmati hasilnya adalah anak-anak kita. Karena itu, kami berusaha menyiapkan perangkat dan pelaksanaan seawal mungkin agar risiko-risiko yang tidak diinginkan bisa dikurangi,” pungkas Maulani.
(dec/del)































