"Di sisi lain, pemerintah mampu mengendalikan harga komoditas pangan dengan baik. Urgensi terbaru bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga kebijakan adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih agresif di atas 5%," tutur dia.
Berbeda dengan itu, konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 34 analis/ekonom menghasilkan median proyeksi BI Rate di 4,5%, yang berarti akan mengalami penurunan 25 basispoin (bps) dari periode sebelumnya.
Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, menjadi salah satu yang memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan BI Rate ke 4,5% besok. Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari upaya “all out” untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“BI menyatakan dalam RDG sebelumnya bahwa mereka masih mencari ruang untuk pelonggaran moneter lebih lanjut. Kami melihat bahwa stabilitas rupiah dan ekspektasi arah kebijakan The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat/AS) akan menyediakan ruang tersebut,” tulis Henderson dalam catatannya.
Rupiah, lanjut Henderson, memang relatif stabil bulan ini. Sepanjang Oktober (month-to-date), rupiah menguat hampir 1% terhadap dolar AS.
(lav)































