Manajemen BBCA mempertahankan panduan (guidance) pertumbuhan kredit 2025 di kisaran 6–8% YoY, dengan realisasi hingga September sudah mencapai 8% YoY. Biaya kredit atau cost of credit (CoC) diperkirakan berada di level 0,5% pada akhir 2025, menurun dibanding posisi kuartal III sebesar 0,6%. Tren penurunan CoC tersebut sejalan dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang telah membaik secara kuartalan pada periode laporan terakhir.
Untuk 2026, manajemen BBCA mengindikasikan potensi percepatan pertumbuhan kredit ke kisaran 8–10%. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi penguatan volume pinjaman, pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA), serta kualitas aset yang tetap terjaga. Dampak potensi penurunan loan yield akibat turunnya suku bunga dinilai dapat terkompensasi oleh peningkatan volume pembiayaan.
BBCA juga memperkirakan Bank Indonesia berpotensi menurunkan suku bunga satu kali hingga akhir 2025 dan tiga kali sepanjang 2026.
Selain itu, manajemen BBCA mengumumkan rencana buyback saham hingga Rp5 triliun yang berlangsung mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026, dengan harga pembelian maksimum Rp9.200 per saham. Realisasi nilai buyback akan disesuaikan dengan kondisi pasar.
Terkait kebijakan dividen, perseroan masih melakukan pembahasan mengenai porsi pembagian laba tahun buku 2025. Namun, dengan posisi permodalan yang kuat, ditunjukkan oleh rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 29,9% per September 2025, analis menilai terdapat potensi kenaikan dividend payout ratio dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 67,4%.
“Valuasi saham BBCA saat ini berada pada level menarik, yakni 3,2 kali price to book value (P/BV) satu tahun ke depan, sekitar 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata historis lima tahun terakhir,” kata Tim Analis.
“Dengan valuasi yang atraktif dan prospek peningkatan kinerja ke depan, kami memiliki pandangan positif terhadap sektor perbankan, termasuk BBCA,” lanjut mereka.
Adapun di pasar saham, BBCA melonjak 5% kemarin dan ditutup di posisi Rp7.875/saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp970,79 triliun. Meski mengalami tren penguatan dalam sepekan perdagangan, secara akumulasi saham BBCA masih terkoreksi sebesar 18.60% secara year to date dengan net sell asing atau jual bersih asing sebesar Rp31,29 triliun ytd.
(dhf)































