Logo Bloomberg Technoz

“Ada tanda-tanda zona nyaman di standar kredit,” ujar Raphael Thuin, Head of Capital Market Strategies di Tikehau Capital, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Selain itu, lanjut Thuin, investor juga sepertinya melakukan aksi ambil untung karena kenaikan indeks saham yang sudah lumayan tinggi. S&P 500, misalnya, sudah naik 11% lebih sepanjang tahun ini.

“Dengan reli pada tahun ini dan valuasi yang sudah tinggi, godaan untuk meraup keuntungan sangat tinggi. Pasar juga menyambut akhir pekan,” kata Thuin.

Emas Makin ‘Ganas’

Saat aset-aset lain berjatuhan, tidak dengan emas. Pada pukul 15:34 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 0,13% ke US$ 4.334/troy ons. Ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Dalam sepekan terakhir, harga emas melesat 8,05% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga melonjak 19%.

Pelaku pasar juga sedang memonitor perkembangan hubungan AS-China yang sedang memanas. Setelah kemarin Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Negeri Adidaya memang sudah memasuki fase perang dagang dengan China, Beijing memberi komentar teranyar.

Menteri Perdagangan China Wang Wentao menyalahkan AS atas friksi kedua negara akhir-akhir ini. Menurutnya, apa yang dilakukan AS tidak sesuai dengan kesepakatan yang dicapai di Madrid (Spanyol) bulan lalu.

“Fluktuasi hubungan AS-China belakangan ini sebagian besar karena AS yang secara insentif menerapkan pembatasan terhadap China, bahkan setelah pembicaraan di Madrid,” tegas Wang di hadapan CEO Apple Inc Tim Cook saat pertemuan di Beijing, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Bulan lalu, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan aturan perluasan sanksi terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan China yang masuk daftar hitam. China pun membalas dengan memperketat perdagangan logam tanah jarang.

“Apa yang dilakukan AS benar-benar mencederai kepentingan China dan memperburuk suasana negosiasi bilateral,” lanjut Wang.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat terjadi ketegangan, seperti yang ditunjukkan oleh relasi AS-China, maka emas akan menjadi pilihan pelaku pasar untuk menyelamatkan portofolio mereka.

“Tidak ada yang berubah buat saya. Kami sudah bullish terhadap emas sejak harganya US$ 2.000/troy ons dan sekarang kami masih bullish,” tegas Michael Widmer, Head of Metals Research di Bank of America Corp, seperti dinukil dari Bloomberg News.

(aji)

No more pages