Logo Bloomberg Technoz

Wacana DMO Emas: Bisa Penuhi Stok Antam, tetapi Banyak Risikonya

Azura Yumna Ramadani Purnama
17 October 2025 12:00

Karyawati memperlihatkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawati memperlihatkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri minerba menilai penerapan domestic market obligation (DMO) komoditas emas memang bisa menjadi solusi menutup kekurangan pasokan emas PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam sebesar 30 ton per tahun.

Namun, konsekuensinya penambang emas harus menyusun ulang kontrak jangka panjang yang telah diteken tersebut.

Ketua Badan Kejuruan Pertambangan Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Rizal Kasli berpendapat kebijakan DMO tersebut mengundang risiko bagi perusahaan tambang emas yang memiliki kontrak penjualan jangka panjang ke luar negeri.


Kontrak penjualan tersebut nantinya harus disesuaikan kembali dengan skema DMO yang diterapkan pemerintah. Selain itu, penerapan DMO dikhawatirkan akan memengaruhi bisnis perusahaan jasa seperti transportasi hingga asuransi.

“Dengan sistem DMO yang ditetapkan pemerintah, kebutuhan domestik bisa terjamin terutama pada saat kebutuhan di luar negeri meningkat. Risikonya, bagi perusahaan tambang emas yang sudah memiliki kontrak jangka panjang tentu harus me-review kontraknya yang harus menyesuaikan dengan regulasi terbaru,” kata Rizal ketika dihubungi, Jumat (17/10/2025).

Karyawan merapihkan Logam Mulia di Butik Emas Antam, Pulogadung, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)