"Calon pembeli potential banyak yang ke-reject aplikasinya. Tingkat rejection-nya 20%-70% tergantung segmennya, dengan [kalangan masyarakat] menengah bawah bisa sampai 70%," ungkap Ishak.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Harun Hajadi menyebut pemutihan SLIK OJK ini akan menjadi langkah dalam membuka pasar baru yang tidak pernah terjangkau.
"Menurut saya sih ini membuka pasar baru yang dulu tidak pernah dijangkau," sebutnya.
Harun mengaku belum mengetahui secara persis sebesar apa dampak yang akan ditimbulkan oleh kebijakan itu. Meski begitu, ia memastikan setiap insentif yang dikeluarkan pemerintah akan memberikan dampak baik ke masyarakat.
"Saya belum tahu seberapa besar pengaruhnya terhadap dunia usaha properti, tetapi pasti segala macam insentif akan baik," jelas Harun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana untuk memulihkan utang macet bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), agar dapat mengajukan kredit program rumah bersubsidi pemerintah.
"Saya akan ketemu dengan OJK nanti. Apakah betul ada orang yang seperti itu [calon pembeli terganjal daftar hitam SLIK]. Kalau diputihkan di bawah Rp1 juta katanya pengembang mau bayar, itu bagus," ujarnya di kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Jakarta, Selasa (15/10/2025) malam.
Rencana itu, kata Purbaya, menyusul adanya laporan dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Laporan itu mengungkap setidaknya ada sekitar 100 ribu masyarakat yang terkendala rapor hitam SLIK lantaran memiliki utang macet.
Dia memastikan akan bertemu pihak OJK pada pekan depan untuk membicarakan rencana tersebut, yang diharapkan dapat menjadi katalis program 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto namun terganjal kendala administratif.
"Saya mau ngomong dengan OJK seperti apa nanti. Senin dia akan rapat dengan saya, di minggu depan Kamis mungkin saya akan ke OJK, sehingga diharapkan sudah clear, harusnya bisa," tutur dia.
(ell)

































