“Singapura telah naik dari peringkat C menjadi A,” kata Tim Jenkins. “Ekonomi Singapura juga turut membantu,” tambahnya, menjelaskan bahwa metrik keberlanjutan dalam indeks tersebut memperhitungkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Dalam peringkat tahun ini, Amerika Serikat berada di posisi ke-30, Inggris di ke-12, dan Jepang di ke-39. Indiamenempati peringkat terendah dengan peringkat D, berada di bawah Argentina, Filipina, dan Turki, yang semuanya juga mendapat nilai D. Australia, yang sistem pensiunnya dikenal sangat kuat di dunia, turun satu peringkat ke posisi ketujuh, berada di bawah Swedia.
Para penulis laporan juga memperingatkan bahwa meningkatnya ketidakpastian global membuat banyak pemerintahkini semakin berupaya mengalihkan dana pensiun untuk mendukung prioritas nasional.
“Peraturan dan tindakan pemerintah — mulai dari kebijakan pajak hingga mandat investasi — sangat memengaruhi bagaimana dana pensiun dapat mengalokasikan modal,” kata Margaret Franklin, presiden dan kepala eksekutif CFA Institute, dalam sebuah pernyataan.
“Ketika beberapa sistem berupaya menjadikan dana pensiun sebagai penggerak investasi yang dianggap penting bagi kepentingan nasional, komunitas profesional investasi harus mewaspadai konsekuensi tak terduga yang dapat muncul ketika mandat atau pembatasan justru mendistorsi sistem,” tambahnya.
(bbn)
