Seo menuturkan, rerata dari kedua belas pasien dengan implan otak tersebut menggunakan perangkat N1 selama 7,5 jam setiap hari. Namun hanya satu pasien yang memakainya secara konsisten selama lebih dari 100 jam sepekan atau sekitar 14 jam per hari.
Kemungkinan pengguna aktifnya adalah Noland Arbaugh, pasien pertama Neuralink. Dalam wawancara pada Juli 2025, dia mengatakan jika dirinya menggunakan perangkatnya sepanjang hari untuk “banyak surat elektronik (e-mail), mengedit situs web, menulis, meneliti, perbankan, mengurus rumah tangga—sebagai orang dewasa yang berusaha menemukan cara untuk menjalani hidup.”
Seo mencatat bahwa “latensi antara niat pengguna dan keluaran sistem kurang lebih 10 kali lebih cepat daripada respons otak ke otot pada umumnya, yang berarti komputer kerap bereaksi lebih gesit dibandingkan yang diantisipasi pengguna.”
Seo berkelakar bahwa seorang pasien Neuralink mungkin akan segera memenangkan medali olimpiade olahraga elektronik (e-sport) berkat refleks mereka yang lebih cepat daripada manusia, menurut laporan riset perusahaan layanan keuangan global Morgan Stanley.
Di samping itu, Arbaugh menggunakan implannya untuk bermain video game dengan para temannya, begitu pula Alex, pasien kedua Neuralink. Arbaugh juga sempat mengirimkan video kepada PCMag tentang bagaimana dia bermain catur di komputernya dengan implannya.
Implan N1 beroperasi pada platform software Telepati Neuralink. Platform ini “membaca sinyal listrik menggunakan elektroda dari implan N1, yang menunjukkan gerakan atau ucapan,” tulis laporan riset Morgan Stanley.
Implan kemudian mendekode informasi tersebut dan mengirimkannya secara nirkabel ke aplikasi Neuralink di komputer, yang kemudian bakal mengambil tindakan di layar atas nama pengguna. Meskipun implan ini mengandalkan software, Seo menekankan perangkat perusahaan sebagai pembeda utama dibandingkan dengan perusahaan brain-computer interface (BCI) pesaingnya.
Lengan robot yang dikembangkan untuk melakukan operasi penanaman perangkat tersebut mengebor tengkorak pasien, sebuah prosedur invasif yang berbeda dari pendekatan minimal invasif pesaingnya, Synchron.
“Seo mengindikasikan bahwa perusahaan memutuskan untuk membangun robot bedah mereka sendiri sejak hari pertama, karena diantisipasi bahwa terbatasnya jumlah ahli bedah saraf terlatih akan menimbulkan masalah skalabilitas yang kritis bagi perusahaan ketika mereka akhirnya memperluas Neuralink ke masyarakat umum,” menurut laporan riset Morgan Stanley. “Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa faktor pembeda terbesar Neuralink adalah integrasi vertikalnya yang mendalam.”
(far/wep)
































