Kematian di Gambia
Meskipun India telah menjadi pemasok terbesar di dunia untuk obat-obatan murah tanpa paten, negara itu juga menghadapi kesulitan dalam mengawasi standar produksi, terutama di antara ribuan produsen obat skala kecil.
Lebih dari 60 anak di Gambia meninggal pada tahun 2022 setelah mengonsumsi sirup obat batuk asal India. Setahun kemudian, lebih dari selusin kasus kebutaan di AS dikaitkan dengan obat tetes mata yang terkontaminasi.
WHO pada Senin meminta otoritas kesehatan masyarakat untuk melakukan pengawasan pasar yang ditargetkan, dengan perhatian khusus pada rantai pasokan informal dan tidak diatur, di mana tiga obat batuk tersebut mungkin beredar tanpa terdeteksi. WHO juga mendesak mereka untuk mengevaluasi dengan hati-hati obat oral apa pun dari lokasi produksi tersebut, terutama yang diproduksi sejak bulan Desember.
Menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, otoritas India telah memulai penyelidikan pidana terhadap produsen tersebut.
Pemerintah negara bagian Tamil Nadu, tempat produsen Sresan Pharmaceutical berbasis, telah mencabut izin produksi perusahaan tersebut, menurut laporan terbaru dari Press Trust of India.
Penghentian Produksi
Regulator obat India telah mengonfirmasi bahwa pemerintah negara bagian telah memerintahkan penghentian produksi secara langsung, menangguhkan otorisasi produk, serta menarik kembali obat-obatan yang terkontaminasi dari pasaran.
Regulator tersebut juga telah meminta pengujian yang lebih ketat terhadap bahan baku obat, sebagaimana dinyatakan dalam surat edaran minggu lalu, dan memerintahkan seluruh badan regional untuk memastikan bahwa bahan baku dan formulasi jadi diuji terlebih dahulu sebelum dilepas ke pasar.
WHO menyatakan bahwa pihaknya terus bekerja sama secara erat dengan otoritas kesehatan India untuk memantau situasi, mengidentifikasi sumber kontaminasi, dan mengurangi potensi risiko terhadap kesehatan masyarakat.
(bbn)
































