"Saya pikir mereka tidak akan mengecewakan saya," ujarnya. "Saya punya banyak jaminan lisan—jaminan yang tidak tertulis, tetapi diberikan kepada saya dan saya yakin akan jaminan itu akan dipegang teguh. Itulah mengapa saya yakin ini akan berhasil."
Sebelumnya pada Jumat, Trump menganggap enteng jumlah korban tewas Palestina yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
"Saya pikir [kesepakatan] ini akan bertahan. Mereka semua lelah dengan pertempuran. Jangan lupa tanggal 7 Oktober, hari yang mengerikan, 1.200 orang tewas, tetapi Hamas telah kehilangan 58.000 orang. Itu balas dendam yang besar, itu balas dendam yang besar," kata Trump.
"Namun, ini bukan hanya tentang Gaza. Ini adalah perdamaian di Timur Tengah, dan ini adalah hal yang indah," imbuh Trump, disitir Bloomberg News.
Trump akan tiba di Israel pada Senin. Dia dijadwalkan akan bertemu dengan keluarga para sandera dan berpidato di Knesset, parlemen Israel, sebelum menyambangi Sharm El Sheikh, Mesir.
Di sana dia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bersama Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi, serta dihadiri para pemimpin dunia, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, untuk mendiskusikan langkah selanjutnya menuju perdamaian Gaza.
Menurut laporan Axios pada Minggu, mengutip pejabat senior Palestina, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas juga akan menghadiri pertemuan tersebut.
Ribuan warga Palestina terus menuju utara ke Kota Gaza, yang menjadi fokus serangan Israel selama dua bulan terakhir. Mereka berharap gencatan senjata benar-benar akan mengakhiri perang.
"Ada banyak kegembiraan di antara masyarakat," kata Abdou Abu Seada, warga Gaza yang menambahkan bahwa kegembiraan itu sirna akibat kelelahan setelah dua tahun perang yang telah memporak-porandakan sebagian besar Gaza.
Petugas penyelamat memperingatkan para warga bahwa kemungkinan masih ada senjata dan bom yang belum meledak di daerah tersebut.
Amjad Al Shawa, pemimpin organisasi Palestina yang berkoordinasi dengan kelompok-kelompok bantuan, memperkirakan dibutuhkan 300.000 tenda untuk menampung sementara 1,5 juta warga Gaza yang mengungsi.
"Kami tidak percaya dengan kehancuran yang kami lihat," ujar Rami Mohammad-Ali (37 tahun) melalui telepon setelah berjalan kaki sejauh 15 km bersama putranya dari Deir Al Balah ke Kota Gaza.
"Kami gembira bisa kembali ke Kota Gaza, tetapi di saat yang sama kami juga merasa sedih melihat kehancuran ini," katanya, sambil menggambarkan pemandangan jasad manusia yang berserakan di sepanjang jalan.
(ros)





























