Melalui berbagai kanal seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, ia rutin membagikan tips saham, penjelasan ekonomi, hingga strategi investasi bagi kalangan muda dan investor pemula.
Meski berasal dari keluarga pebisnis—ayahnya diketahui memiliki usaha di sektor tambang dan perbankan, Andry membangun rekam jejak investasinya secara mandiri.
Namanya semakin dikenal setelah mencatat sejumlah capaian luar biasa, seperti return tahunan 2.500% dan keuntungan Rp11 miliar hanya dalam tujuh hari dalam sebuah kompetisi publik.
Adapun baru-baru ini, nama Andry Hakim kembali mencuat setelah dikaitkan dengan pergerakan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) yang tengah mencetak lonjakan harga signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham CBRE pada penutupan perdagangan Jumat (10/10/2025) turun 255 poin atau sekitar 14% ke level Rp1.465 per saham, membuatnya terkena auto reject bawah (ARB).
Meski demikian, dalam sepekan saham CBRE masih membukukan return 16,73%, dan sejak awal tahun mencatat kenaikan 7.610%.
Akselerasi harga mulai terlihat sejak awal Agustus, saat saham ini masih di kisaran Rp85 per lembar. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, harga melonjak 1.623%.
Lonjakan harga tersebut diikuti dengan lonjakan nilai transaksi. Pada Rabu (8/10/2025), nilai transaksi saham CBRE mencapai Rp1,13 triliun dengan volume 642,02 juta saham, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perdagangan CBRE di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sehari berikutnya, Kamis (9/10), nilai transaksi tercatat Rp443,76 miliar, dan pada Jumat (10/10) sebesar Rp300,99 miliar.
Kenaikan tersebut mendorong kapitalisasi pasar CBRE menjadi lebih dari Rp6 triliun, jauh meningkat dibanding periode sebelumnya yang masih di kisaran ratusan miliar rupiah.
Jumlah pemegang saham publik juga bertambah signifikan menjadi 22.428 pihak per 7 Oktober 2025, naik hampir 15 ribu investor dibanding bulan sebelumnya.
Di tengah lonjakan itu, nama Andry Hakim disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang melakukan akumulasi saham CBRE. Ia juga dikaitkan dengan transaksi negosiasi senilai Rp200 miliar.
Namun, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 9 Oktober 2025, Andry Hakim belum tercatat sebagai pemegang saham di atas 5%.
Dalam sebuah podcast bersama Leon Hartono, Andry membenarkan bahwa dirinya tengah melakukan akumulasi saham CBRE dengan jumlah yang semakin mendekati ambang batas 5%
(dhf)





























