Logo Bloomberg Technoz

Ia menambahkan, kenaikan harga tersebut dimanfaatkan oleh pelaku pasar jangka pendek untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). “Kenaikan harga saham perbankan memicu trader jangka pendek melakukan beli dan jual singkat, sehingga pagi ini nampak tekanan jual cukup kuat karena aksi profit taking atau koreksi yang wajar,” katanya.

Reydi menilai bahwa dana investor terlihat berpindah ke saham konglomerasi, sementara saham perbankan masih mencatat penjualan oleh investor asing di pasar reguler.
“Perpindahan dari saham perbankan ke konglomerasi biasanya terjadi karena adanya rotasi saja, kecuali jika ada rilis berita ekonomi atau tensi geopolitik yang signifikan hingga menggoyang sektor perbankan,” tambahnya.

Di lain kesempatan, analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengungkapkan ada beberapa faktor yang menekan kinerja saham-saham bank. Salah satunya adalah arus modal yang keluar dan masih terus berlangsung di tengah fakta bahwa kinerja kuartalan juga masih lesu dengan laba turun.

Kondisi laju kredit pembiayaan juga melambat, serta kebijakan pemerintah yang memberatkan seperti menaikkan suku bunga deposito USD menjadi 4%.

Berbeda dengan saham perbankan, saham-saham konglomerasi justru menarik minat investor karena minim tekanan dari modal asing dan memiliki prospek korporasi yang lebih fleksibel.

“Emiten konglomerasi minim exposure dari tekanan capital outflow, punya proyek yang terdiversifikasi dan mudah menyesuaikan dengan program pemerintah,” ujar Pandhu kepada Bloomberg Technoz.

Selain itu, saham-saham konglomerasi dinilai lebih atraktif karena pergerakannya yang cepat dan potensinya terhadap aksi korporasi ke depan. “Rata-rata memiliki pergerakan yang atraktif, bahkan bisa naik ratusan persen, sehingga sebagian investor mengalihkan fokus ke saham seperti ini daripada bertahan di bluechip yang masih lesu,” tambahnya.

Pandhu juga menyebut, prospek ke depan masih terbuka lebar karena banyak aksi korporasi potensial dari kelompok konglomerasi. “Banyak potensi dari berbagai corporate action seperti akuisisi, rights issue, hingga rencana IPO anak usaha yang bisa menjadi katalis positif,” pungkas dia.

(wep)

No more pages