Logo Bloomberg Technoz

Lebih Rasional

Menurut Hadi, opsi pembangunan storage atau 'gudang' BBM jauh lebih rasional secara investasi karena dapat memperkuat cadangan pasokan nasional tanpa membebani keuangan negara.

Selain itu, baik kilang maupun storage sama-sama masih membutuhkan minyak impor, sehingga dari sisi risiko embargo juga tidak berbeda.

“Kalau kita bukan eksportir minyak, membangun kilang baru bukan langkah yang bijak. Sebaiknya, sebagian investasi dialihkan ke infrastruktur gas sebagai jembatan transisi menuju energi bersih,” tutur Hadi, yang juga adalah Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).

Depo Pertamina di Tanjung Priok./Bloomberg-Dimas Ardian

Dia juga menyoroti perlunya sinergi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mencari solusi bersama atas keterbatasan pendanaan proyek kilang.

“Perlu dialog konstruktif antara Menkeu dan Menteri ESDM, agar strategi energi nasional tidak hanya berorientasi pada ketahanan pasokan, tapi juga berkelanjutan,” kata Hadi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saling singgung mengenai lambatnya investasi kilang baru oleh PT Pertamina (Persero).

Purbaya mengaku kesal karena Indonesia belum membangun kilang baru sejak krisis 1998. Pertamina, menurutnya, pernah berjanji membangun tujuh kilang dalam 5 tahun, tetapi tidak kunjung terealisasi. Kondisi itu membuat belanja impor BBM terus meningkat dan Pertamina harus mengandalkan pasokan dari Singapura.

Dia bahkan menyebut telah sejak 2018 mendorong pembangunan kilang baru, termasuk menawarkan kerja sama dengan perusahaan China, tetapi ditolak Pertamina dengan alasan kapasitas sudah berlebihan.

Menanggapi hal itu, Bahlil enggan menanggapi langsung pernyataan Purbaya. Ia hanya menegaskan bahwa Kementerian ESDM terus mengawal proyek kilang Pertamina yang masih berjalan untuk memastikan ketahanan energi nasional.

Sebagai informasi, Pertamina saat ini mengendalikan bisnis penyulingan minyak lewat anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Saat ini, KPI mengoperasikan enam kilang dengan kapasitas pengolahan mencapai 1 juta barel per hari.

Sejumlah kilang itu termasuk refinery unit (RU) II Dumai dengan kapasitas 170.000 barel minyak per hari (bph), RU III Plaju berkapasitas 126.000 bph, RU IV Cilacap berkapasitas 348.000 bph, RU V Balikpapan berkapasitas 360.000 bph, RU VI Balongan berkapasitas 150.000 bph, dan RU VII Kasim berkapasitas 10.000 bph.

(art/wdh)

No more pages