Sugiono menambahkan bahwa yang terpenting ialah detail dari seluruh ketentuan proposal Trump tersebut harus didiskusikan oleh kedua pihak dengan cermat dan hati-hati.
"Mengingat situasi di Gaza sendiri merupakan situasi yang dalam terminologi yang kita sepakati pada saat itu adalah unbearable. Terjadi bencana kemanusiaan, hasil dari pendudukan Israel. Ini yang harus dihentikan. Juga lalu lintas bantuan kemanusiaan harus segera terbuka," tukasnya.
Bloomberg melaporkan Hamas dan Israel menyuarakan optimisme yang hati-hati mengenai prospek berakhirnya perang dua tahun di Gaza, saat para mediator utama tiba di Mesir untuk hari ketiga negosiasi mengenai rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump.
"Semangat optimisme sedang melanda semua pihak," kata Taher Al-Nounou, anggota delegasi Hamas yang hadir dalam perundingan di resor Laut Merah Sharm El-Sheikh sejak Senin. Rincian mengenai pertukaran sandera dengan tahanan dan penarikan pasukan Israel sedang dibahas.
Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi mengatakan telah menerima kabar "menggembirakan" tentang negosiasi tersebut. Dia ingin Trump berkunjung ke negaranya untuk menandatangani kesepakatan jika tercapai.
Hamas menawarkan akan membebaskan sisa sandera yang ditahannya dari serangan 7 Oktober 2023 di selatan Israel. Namun, kelompok yang didukung Iran ini belum menyetujui ketentuan lain, seperti pelucutan senjata para pejuangnya.
(ros)































