Langkah ini juga diharapkan memperkuat likuiditas perdagangan saham dan menarik minat investor institusional.
Transaksi pelepasan saham EMAS sejalan dengan langkah Boy Thohir dalam beberapa tahun terakhir untuk mengurangi keterlibatannya di sejumlah perusahaan publik.
Ia sebelumnya melepas kepemilikan saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada Agustus 2024, serta mengundurkan diri dari jajaran komisaris PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) sejak Maret 2022, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sejak April 2023, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada Juni 2025.
Pada bulan yang sama, ia juga menyerahkan kepemimpinan operasional Grup Adaro untuk fokus pada kegiatan filantropi.
Di tengah perubahan struktur kepemilikan tersebut, EMAS juga mencatat penguatan fundamental operasional. Perusahaan resmi memulai kegiatan first mining pada 1 Oktober 2025 dan menargetkan produksi emas perdana (first gold production) pada kuartal I-2026.
Presiden Direktur EMAS Boyke Abidin menjelaskan berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (ore reserve) di tambang emas Pani meningkat menjadi 4,8 juta ons, naik sekitar 150% dari cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons. Sementara total sumber daya (resources) tercatat lebih dari 7 juta ons.
"Angka ini 150% lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya, dari kandungan sumber daya mineral yang melebihi 7 juta ons," kata Boyke dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025). Perusahaan menargetkan puncak produksi (peak production) sekitar 500 ribu ons emas per tahun pada 2032.
Boyke menegaskan kombinasi antara struktur kepemilikan yang semakin terdiversifikasi dan fundamental operasional yang kuat menempatkan EMAS pada fase pertumbuhan baru yang strategis di bawah koordinasi Grup Merdeka.
Sebagai informasi, EMAS dan MBMA merupakan bagian dari ekosistem PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang dikendalikan oleh PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
(rtd/ros)































