Sejumlah saham LQ45 yang menempati jajaran top gainers:
- Alamtri Minerals Indonesia (ADMR) menguat 24,88% Rp1.380/saham
- Alamtri Resources Indonesia (ADRO) menguat 12,1% Rp1.850/saham
- Adaro Andalan Indonesia (AADI) menguat 11% Rp8.325/saham
- Aneka Tambang (ANTM) menguat 6,05% Rp3.330/saham
- Indosat (ISAT) menguat 5,51% Rp1.820/saham
Saham perindustrian juga berhasil menempati jajaran top gainers:
- Nusatama Berkah (NTBK) menguat 34,1% ke Rp110/saham
- Impack Pratama Industri (IMPC) menguat 13% ke Rp2.680/saham
- Multi Hanna Kreasindo (MHKI) menguat 10,8% ke Rp266/saham
- Geoprima Solusi (GPSO) menguat 9,84% ke Rp1.060/saham
- Citatah (CTTH) menguat 9,76% ke Rp45/saham
Saham energi menguat:
- Raharja Energi Cepu (RATU) menguat 20% Rp9.000/saham
- Cakra Buana Resources Energi (CBRE) menguat 15% Rp1.800/saham
- Harum Energy (HRUM) menguat 10,5% Rp1.305/saham
- Dana Brata Luhur (TEBE) menguat 10% Rp3.410/saham
- Dwi Guna Laksana (DWGL) menguat 9,21% Rp950/saham
Optimisme Smelter Aluminium ADMR Berkapasitas 1,5 Juta Ton Siap Beroperasi Tahun Ini
Melansir Keterbukaan Informasi terbaru PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dari laman Bursa Efek Indonesia, terungkap optimisme perusahaan atas kelanjutan ekspansi proyek smelter aluminium yang tengah dibangun melalui anak usahanya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Ekspansi proyek smelter aluminium, manajemen ADMR menyebut, proyek strategis tersebut diperkirakan sudah mulai beroperasi secara bertahap jelang tutup tahun 2025, November–Desember ini. Pada fase pertama, fasilitas ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 500.000 ton aluminium ingot per tahun.
Seiringan dengan update terbaru, kapasitas tersebut akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 1,5 juta ton aluminium ingot per tahun dalam beberapa fase pengembangan.
Dengan kapasitas besar yang ditargetkan, perusahaan optimistis mampu memenuhi permintaan dari dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor ke berbagai negara tujuan, mengutip riset Indopremier Sekuritas (IPOT).
Manajemen ADMR menegaskan, kehadiran smelter ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok industri hilirisasi mineral di Indonesia, utamanya aluminium, yang memiliki peran strategis dalam mendukung transisi energi dan kebutuhan industri manufaktur nasional.
Manajemen menilai, proyek smelter ini akan menjadi katalis penting dalam memperkuat posisi perusahaan di industri mineral nasional. Dengan masuknya Indonesia dalam peta rantai pasok aluminium global, smelter KAI diproyeksikan mampu meningkatkan nilai tambah bagi produk mineral Tanah Air, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi.
ADMR berkomitmen untuk terus melanjutkan ekspansi secara bertahap dan berharap keberhasilan proyek smelter ini tidak hanya memberi nilai ekonomi bagi pemegang saham, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta menciptakan lapangan kerja baru di Pulau Kalimantan.
(fad)






























