Logo Bloomberg Technoz

Analis Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menyebut, kenaikan harga ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi AS dan pemerintahan AS shutdown, arus dana institusional yang masif menunjukkan perubahan peran Bitcoin.

Investor saat ini semakin memandang Bitcoin sebagai macro hedge atau aset lindung nilai terhadap disfungsi politik dan risiko ekonomi.

Bitcoin All Time High (Bloomberg)

“Investor bergegas mencari aset safe haven untuk melindungi nilai (hedge) terhadap risiko makro dan inflasi, di mana Bitcoin dan logam mulia menjadi pilihan utama,” mengutip riset yang dipublikasikan, Selasa. 

Terlebih lagi, Pasar prediksi Polymarket menyarankan ada peluang lebih dari 60% shutdown akan berlangsung selama 10–29 hari, memberikan ruang bagi Bitcoin (BTC) untuk semakin bersinar sebagai penyimpan nilai.

Kenaikan Bitcoin ini mencerminkan optimisme yang meluas di bawah narasi "Uptober", yang secara historis menjadi bulan yang kuat untuk pasar Aset Kripto, terutama Bitcoin.

Adapun, dalam lima tahun baru–baru ini Bitcoin selalu ditutup hijau cerah.

  • Oktober 2024 (+9,65%)
  • Oktober 2023 (+27,99%), 
  • Oktober 2022 (+5,05%),
  • Oktober 2021 (+40,38%)
  • Oktober 2020 (+29,36%)

Berdasarkan data historis dalam 10 tahun perdagangan Bitcoin, pada Oktober 2017 Bitcoin sempat mencatatkan penguatan tertinggi mencapai 52,89%. Manuver yang optimistis ini melanjutkan tren positif dari Oktober 2016 yang mencatatkan penguatan 15,87%, dan Oktober 2015 silam yang melesat 36,39%.

Pelemahan hanya satu kali terjadi saja, yaitu pada Oktober 2018, yang melemah 3,95% point–to–point, himpitan paling berat datang dari narasi kelompok pengembang, developer hingga miners yang berbeda yang tengah menyiapkan produk saingan untuk Bitcoin.

Ditambah lagi siaran lantang nan keras dari Jack Ma dan Warren Buffett yang terang–terangan tidak suka pada Bitcoin. Kemudian, tekanan juga datang dari likuidasi yang deras imbas masih rumit percabangan jaringan Bitcoin cash masa itu.

Sentimen Aset Kripto Oktober 2025

Untuk Oktober 2025, ada beberapa sentimen dan katalis yang dapat memengaruhi arah Bitcoin. Pertama adalah penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) yang telah memasuki minggu kedua. Penutupan ini juga menyebabkan Bureau of Labor Statistics tidak merilis data ketenagakerjaan Jumat lalu.

Kedua, sentimen positif terasa dari minat institusional yang bertumbuh signifikan, di mana setiap pilihan institusional terhadap Aset Kripto dan Bitcoin menjadi sorotan, ditandai dengan nilai US$3,2 miliar ke dalam 12 produk dana Exchange–Traded Fund atau ETF Bitcoin, jumlah terbesar kedua sejak diluncurkan pada 2024.

Sementara itu, nilai nominal open interest pada ETF iShares Bitcoin Trust milik BlackRock melejit menuju rekor tertinggi US$49,8 miliar pada Jumat, menurut data yang dihimpun Bloomberg

Selanjutnya, investor Aset Kripto saat ini juga menanti kejelasan arah kebijakan moneter dari The Fed. Terbaru, Gubernur Federal Reserve Bank Kansas City, Jeff Schmid, menegaskan Bank Sentral AS masih perlu terus menekan laju inflasi yang hingga saat ini yang tetap tinggi.

“Dengan inflasi yang masih terlalu tinggi, kebijakan moneter perlu menahan laju pertumbuhan permintaan agar ada ruang bagi sisi penawaran untuk tumbuh dan meredakan tekanan harga dalam perekonomian,” papar Schmid dalam pidato yang telah disiapkan untuk sebuah acara di Kansas City.

Ia melanjutkan, suku bunga saat ini masih “sedikit bersifat restriktif”, dan menurutnya posisi tersebut sudah tepat, seperti yang diberitakan Bloomberg News. Sebilang petunjuk mengenai pemotongan lebih dini bisa menjadi dorongan besar bagi pasar Aset Kripto.

Schmid berharap keterlambatan publikasi data ekonomi akibat government shutdown segera selesai. Sembari menunggu, ia akan menggunakan sumber data alternatif terkait pasar tenaga kerja dan harga, termasuk survei serta informasi dari pelaku bisnis.

Pertemuan berikutnya para pejabat Federal Reserve atau The Fed dijadwalkan berlangsung pada 28–29 Oktober mendatang. Selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana peristiwa–peristiwa penting ini berlanjut. Trader harus bersiap untuk potensi volatilitas jangka pendek.

“Pencapaian ini menjadi fondasi kuat saat Bitcoin menatap bulan Oktober—yang dikenal sebagai ‘Octobull’—dengan optimisme tinggi, mengingat data historis menunjukkan rata–rata pengembalian bulanan di Oktober mencapai +21,89%, memberikan sinyal bullish signifikan untuk awal kuartal keempat 2025,” papar Ajaib.

(fad/wep)

No more pages